Purwakarta Online - Pertanian global menghadapi tantangan serius akibat ledakan populasi, krisis sumber daya alam, perubahan iklim, dan pemborosan pangan. Laporan Agriculture 4.0 dari World Government Summit (2018) menyajikan pendekatan inovatif berbasis teknologi untuk merevolusi sistem pangan dunia. Teknologi seperti pertanian presisi, pertanian vertikal, bioteknologi, robotika, dan blockchain dijadikan solusi untuk meningkatkan efisiensi dan ketahanan pangan. Artikel ini mereview konten kunci dari laporan tersebut, menyoroti peran penting pemerintah, investor, dan kolaborasi lintas sektor dalam mentransformasi pertanian dari tradisional menuju sistem cerdas berbasis data.
1. Latar Belakang: Krisis Pangan dan Pertanian Konvensional
PBB memperkirakan pada 2050 dunia harus memproduksi 70% lebih banyak makanan untuk memenuhi kebutuhan hampir 10 miliar manusia. Namun, sektor pertanian tradisional mengalami stagnasi produktivitas dan kontribusi terhadap PDB global hanya 3%.
Empat tekanan utama pada sistem pertanian global:
- Pertumbuhan populasi → peningkatan permintaan pangan
- Kelangkaan sumber daya alam → degradasi tanah dan krisis air
- Perubahan iklim → variabilitas curah hujan, banjir, dan kekeringan
- Pemborosan pangan → 33–50% pangan global tidak dikonsumsi
Semua faktor tersebut memperparah kelaparan, kemiskinan, dan kekurangan gizi.
2. Agriculture 4.0: Transformasi Sistem Pertanian Global
Agriculture 4.0 adalah revolusi pertanian berbasis teknologi untuk menggantikan pendekatan konvensional. Transformasi ini mencakup:
2.1. Produksi dengan Teknik Baru
- Hidroponik dan pertanian air laut: memungkinkan produksi pangan di wilayah tandus
- Algae feedstock: pengganti pakan ternak dan ikan yang lebih efisien
Artikel Terkait
Menilai Sistem Pendukung Keputusan untuk Peternakan Berkelanjutan: Sebuah Pendekatan Holistik
Menakar Peran Subsektor Peternakan dalam Perekonomian Jawa Barat: Review Data 2020–2023
Strategi Pengembangan Peternakan yang Terpadu dan Berkelanjutan: Tinjauan Konseptual dari Perspektif FAO