Strategi Pengembangan Peternakan yang Terpadu dan Berkelanjutan: Tinjauan Konseptual dari Perspektif FAO

photo author
- Kamis, 19 Juni 2025 | 23:14 WIB
Ilustrasi Pertanian Terpadu
Ilustrasi Pertanian Terpadu

Purwakarta Online - Subsektor peternakan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan pedesaan di negara berkembang, namun sering kali kurang mendapat perhatian dalam perencanaan pembangunan. Artikel ini merangkum dan mengulas kerangka konseptual dari FAO terkait strategi pengembangan subsektor peternakan yang holistik dan berkelanjutan. Pembahasan meliputi tantangan dalam perencanaan, faktor produksi ternak, peran ternak dalam sistem pertanian, serta pendekatan diagnosis–prognosis dalam merumuskan kebijakan. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan sistemik yang menggabungkan aspek teknis, sosial, ekonomi, dan kelembagaan menjadi kunci keberhasilan strategi pembangunan peternakan yang inklusif dan adaptif.

Pendahuluan

Ternak memainkan peran penting dalam sistem pertanian di negara berkembang. Selain menghasilkan pangan hewani, ternak juga menyediakan tenaga kerja, pendapatan, dan cadangan aset bagi rumah tangga petani. Meski demikian, banyak proyek peternakan formal gagal mencapai tujuannya akibat desain yang tidak kontekstual dan minim keterlibatan masyarakat. Di sisi lain, industrialisasi peternakan telah memunculkan isu lingkungan dan keadilan sosial.

FAO (Food and Agriculture Organization) memandang penting adanya strategi pembangunan peternakan yang berbasis data, inklusif, dan berorientasi sistem. Hal ini mendasari perlunya kerangka perencanaan yang terintegrasi antara aspek teknis, ekonomi, sosial, dan kelembagaan.

Tantangan Perencanaan Subsektor Peternakan

Perencanaan subsektor peternakan dihadapkan pada kompleksitas sistem produksi ternak, keterbatasan data, serta konflik kebijakan. Misalnya:

Sistem ternak ekstensif sulit dikalkulasi secara statistik, namun justru mampu memanfaatkan lahan marginal yang tidak produktif untuk tanaman.

Kepemilikan ternak cenderung timpang dan dapat memperlebar kesenjangan sosial ekonomi.

Pakan bersaing dengan kebutuhan manusia dan industri, serta menjadi komponen biaya tertinggi dalam sistem intensif.

Konflik antara kepemilikan lahan bersama dan ternak individu menciptakan “tragedi of the commons”.

Kebutuhan air dan distribusi tenaga kerja (khususnya keterlibatan perempuan) perlu diperhitungkan dalam perencanaan proyek.

Fungsi Multidimensi Ternak dalam Sistem Pertanian

Ternak tidak hanya dipandang sebagai penghasil daging atau susu, melainkan sebagai komponen fungsional dalam sistem pertanian:

Menyediakan produk aliran (flow products) seperti susu, pupuk kandang, dan tenaga kerja, yang menghasilkan pendapatan harian stabil.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ichwansyah Wiradimadja

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X