Purwakarta Online - Peternakan domba memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pedesaan. Penelitian ini mengkaji pengaruh dan dampak usaha peternakan domba terhadap masyarakat Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, melalui studi kasus pada kelompok tani Barong Mulya. Temuan menunjukkan bahwa peternakan domba berperan sebagai sumber penghasilan alternatif yang berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja, diversifikasi pangan, dan penguatan sosial ekonomi masyarakat. Meskipun demikian, beberapa tantangan seperti pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit ternak juga perlu dikelola dengan baik agar tidak menghambat keberlanjutan usaha peternakan tersebut.
Pendahuluan
Peternakan merupakan sektor penting dalam pembangunan pertanian di Jawa Barat, termasuk Kabupaten Purwakarta. Di Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, peternakan domba menjadi pilihan utama masyarakat karena kondisi geografis yang mendukung, biaya pemeliharaan yang relatif rendah, dan adanya pasar lokal yang stabil. Dukungan pemerintah dan kearifan lokal turut memperkuat posisi sektor ini sebagai penopang ekonomi masyarakat.
Tinjauan Pustaka
Kelompok Tani
Kelompok tani merupakan kelembagaan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi sosial, ekonomi, dan sumber daya lokal. Fungsi utama kelompok tani meliputi sebagai kelas belajar, unit produksi, dan wahana kerja sama (Ramadoan et al., 2016). Kelompok tani juga menjadi instrumen penting dalam menerapkan kebijakan pembangunan peternakan berbasis masyarakat (Permentan No. 82 Tahun 2013).
Desa dan Ekonomi Lokal
Desa dalam konteks sosiologis adalah entitas yang hidup dalam tatanan sosial homogen, mengandalkan pertanian dan memiliki struktur sosial yang kuat. Dari sisi ekonomi, desa merupakan lingkungan produksi yang mengandalkan sumber daya alam sekitar (UU No. 6 Tahun 2014). Dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, desa memegang peranan penting dalam penguatan ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Peternakan dan Komoditas Domba
Peternakan domba dipilih karena karakteristiknya yang mudah dipelihara, biaya rendah, serta kemampuan reproduksi tinggi. Domba dikenal sebagai ternak ruminansia kecil yang mampu beranak hingga tiga kali dalam dua tahun dan dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan (Rusdiana & Praharani, 2015; Najmuddin & Nasich, 2019).
Pembahasan
Peternakan Domba di Purwakarta
Data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta (2023) menunjukkan bahwa ternak domba tersebar merata di berbagai kecamatan, termasuk Kiarapedes. Hal ini menunjukkan bahwa peternakan ruminansia kecil menjadi bagian integral dari struktur ekonomi pedesaan.
Potensi Usaha Peternakan di Desa Pusakamulya
Artikel Terkait
Sinergi Pertanian Terpadu dan Peternakan Sapi: Jalan Menuju Keberlanjutan Pangan di Indonesia
Pertanian Organik sebagai Solusi Berkelanjutan di Palestina: Integrasi Sistem Pertanian dan Peternakan
Implementasi Indikator SDGs 2.4.1 dalam Praktik Pertanian Terpadu di Indonesia