pendidikan

Profil KH Nasaruddin Umar, Rais PBNU yang Dinobatkan Jadi Menteri Terbaik di Kabinet Prabowo-Gibran

Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:49 WIB
Kenali sosok KH Nasaruddin Umar, Rais PBNU yang dinobatkan sebagai Menteri Terbaik Kabinet Prabowo-Gibran. Perjalanan inspiratif dari Bone ke Istiqlal. (Dok. Istimewa)

KH Nasaruddin Umar: Dari Pesantren Bone ke Panggung Nasional

PURWAKARTA ONLINE - Sosok Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA. kembali menjadi sorotan publik. Dalam survei nasional Poltracking Indonesia tentang satu tahun kinerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, nama Nasaruddin mencuat sebagai Menteri Terbaik Kabinet Merah Putih.

Lembaga survei itu menempatkan Menteri Agama ini di urutan pertama tingkat kepuasan publik, yakni 65,7 persen, mengungguli tokoh populer lain seperti Erick Thohir dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Bagi banyak orang, hasil itu bukan kejutan. Di balik sosok lembut dan kalemnya, Nasaruddin Umar adalah cermin dari ulama modern yang mampu menjembatani nilai-nilai agama, kebangsaan, dan kemanusiaan lintas iman.

Perjalanan Panjang dari Bone

Nasaruddin Umar lahir di Ujung, Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang religius sekaligus berjiwa pergerakan.

Baca Juga: 10 Tahun Hari Santri di Purwakarta, Abang Ijo: Santri Kawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia

Sang kakek adalah pendiri Muhammadiyah Sulawesi Selatan, sementara sang ayah, Andi Muhammad Umar, dikenal sebagai pendiri Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulsel.

“Saya besar di keluarga Muhammadiyah, tapi bapak saya pendiri Ansor Sulsel. Jadi, saya merasa dekat dengan keduanya,” ujarnya dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Ngopibareng.id (7/12/2024).

Setelah menamatkan pendidikan dasar di kampung halamannya, Nasaruddin melanjutkan ke Pesantren As’adiyah Sengkang, salah satu pesantren tertua di Sulawesi Selatan. Di sinilah fondasi keilmuan dan spiritualnya dibangun kuat.

Akademisi dan Cendekiawan Dunia

Jejak akademiknya mencengangkan. Setelah meraih gelar sarjana dari IAIN Ujung Pandang (kini UIN Alauddin), ia melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lalu melanglang buana ke universitas bergengsi dunia: McGill University (Kanada), Leiden University (Belanda), dan Sorbonne University (Prancis).

Baca Juga: Geng Motor Garage 26 Purwakarta Beraksi Brutal, 4 Anggota Ditangkap Polisi hingga ke Yogyakarta

Karya ilmiahnya, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999), menjadi rujukan internasional dalam studi Islam progresif. Ia mematahkan anggapan bahwa tafsir agama tak bisa berpihak pada keadilan gender.

Halaman:

Tags

Terkini