Sebagai perbandingan, Whoosh hanya 142,3 kilometer tapi menelan biaya lebih tinggi, yaitu Rp120,6 triliun.
Perbandingan ini memunculkan pertanyaan besar soal efisiensi, transparansi, dan kelayakan proyek kereta cepat di Indonesia.
40 Tahun Menuju Titik Impas
Pejabat Indonesia sebelumnya mengakui bahwa proyek Whoosh diperkirakan baru akan mencapai titik impas (break even point) dalam waktu sekitar 40 tahun.
Artinya, proyek ini akan menjadi beban jangka panjang bagi keuangan BUMN jika tidak dikelola dengan efisien.
Kereta cepat Whoosh memang menjadi simbol kemajuan teknologi dan kerja sama internasional, namun di sisi lain juga menjadi cermin tantangan ekonomi nasional.
Meski Beijing menegaskan manfaat sosialnya, publik Indonesia masih menunggu transparansi kontrak dan solusi nyata atas utang besar yang menumpuk.***
Artikel Terkait
Kasus Dina Oktaviani, Pembunuhan Keji di Purwakarta: Polisi Ungkap Fakta Mengerikan dan Ancaman Hukuman Mati!
Kronologi Lengkap Pembunuhan Dina Oktaviani di Purwakarta, Ini Fakta Terbarunya
Tragedi Jesika Purwakarta: Gagal Rayakan Ulang Tahun, Ditemukan Tewas di Sungai Plered
Toyota Land Cruiser FJ Siap Meluncur di Jepang, Ini Bocoran Spesifikasinya!
Kasus Dina Oktaviani di Purwakarta: Polisi Jerat Heryanto dengan Pasal Berlapis, Terancam Hukuman Mati!
GEBYAR BULAN BAHASA "Dari Kata Menjadi Suara, Dari Sastra Menjadi Arah"
BRI Peduli "Yok Kita Gas" Dorong Daur Ulang Minyak Jelantah Jadi Sabun Ramah Lingkungan
Cuaca Ekstrem Mulai Melanda Purwakarta! Dr Martin Winardi, Sp.PD Beri Tips Jaga Imunitas di Musim Hujan
Dari Jelantah Jadi Cuan, Program BRI Peduli Buka Peluang Usaha Ramah Lingkungan di Bogor
Motif Mengejutkan Pembunuhan Dina Oktaviani di Purwakarta: Nafsu Syahwat, Dendam, dan Upaya Hapus Jejak