Sebagai solusi, Purbaya menggandeng Menko Perekonomian dan Menteri Investasi membentuk Tim Akselerasi Program Pembangunan. Tim ini akan:
- Mengawasi percepatan penyerapan anggaran.
- Memindahkan anggaran dari program yang tersendat ke program yang siap.
- Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi menuju akhir tahun.
Namun, masih belum jelas bagaimana tim ini akan bekerja secara teknis dan seberapa cepat dampaknya bisa dirasakan oleh rakyat dan pelaku usaha.
4. Tantangan di Depan Mata: Fiskal Kian Sempit
Meski optimisme tinggi, realitas fiskal menyempit. Data dari laporan sebelumnya menunjukkan:
- Penerimaan negara menurun drastis. Pada Mei 2024 negara menerima Rp1.000 triliun, tapi Mei 2025 hanya Rp871 triliun.
- Pendapatan non-pajak (PNBP) dari sektor tambang, energi, dan royalti juga menurun, sebagian akibat tekanan dari demonstrasi lingkungan dan kebijakan luar negeri.
- Defisit membengkak, transfer pusat ke daerah dipotong, dan daerah terpaksa menaikkan PBB hingga 250% sebagai gantinya.
Ini bukan hanya masalah teknis, tapi ujian politik dan sosial.
Baca Juga: Menkeu Baru Purbaya Dapat Peringatan Global: Jangan Terjebak Belanja Sosial Berlebihan!
5. Di Tengah Krisis Kepercayaan
Saat Purbaya menyampaikan janji pemulihan, rakyat di berbagai daerah justru sedang bergejolak.
- Demonstrasi menuntut penurunan pajak lokal dan pembatalan kebijakan yang dianggap membebani rakyat.
- Korupsi pejabat daerah marak, tetapi penegakan hukum minim.
- Sementara itu, pejabat pusat terus disorot karena gaya hidup mewah, yang kontras dengan realitas rakyat mengais makanan dari tempat sampah.
Publik bertanya: apakah percepatan belanja akan menyasar rakyat atau sekadar menutup laporan akhir tahun?
6. Pemulihan Ekonomi: Retorika atau Rencana Nyata
Pernyataan Purbaya bahwa ekonomi akan "berbalik arah di Oktober-Desember 2025" menjadi pernyataan yang mudah diucap, tapi berat untuk dibuktikan. Sebab:
- Ketidakpastian global masih tinggi: harga energi, konflik geopolitik, krisis pangan dan iklim.
- Investasi masuk masih lesu, pelaku usaha menahan ekspansi karena daya beli rendah.
- Inflasi pangan tetap tinggi, dengan beras 5kg menembus Rp100 ribu di beberapa wilayah.
- Distribusi logistik pangan dan bantuan sosial tidak efisien.
Masyarakat tidak butuh janji baru, tetapi hasil nyata—dan hasil itu harus hadir dalam hitungan minggu, bukan tahun.
Baca Juga: APBD Minus: Defisit “Normalisasi Negatif” di Daerah yang Tak Lagi Bisa Diam
Purbaya bukan sekadar memimpin anggaran, tapi menanggung ekspektasi publik di tengah situasi fiskal yang genting.
Janji ekonomi pulih akhir 2025 bisa menjadi pencapaian besar, atau justru bumerang politik jika gagal.
Artikel Terkait
BRI Perkuat Koperasi Merah Putih, Dukung Akses Pembiayaan dan Usaha Mandiri Desa di Seluruh Indonesia
Satpol PP Purwakarta Tertibkan Bangunan Liar Bahu Jalan di Wanayasa, Prioritaskan Ketertiban Publik
Ramalan Zodiak Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Prabowo Bawa Energi Baru Kehidupan
Ramalan Zodiak Aries Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Prabowo Bawa Energi Baru
Ramalan Zodiak Taurus Kamis 11 September 2025, Stabilitas Terguncang Usai Reshuffle Kabinet
Ramalan Zodiak Gemini Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Buka Jalan Ide Baru
Ramalan Zodiak Cancer Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Prabowo Bawa Energi Baru
Ramalan Zodiak Leo Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Jadi Cermin Ambisi Anda
Ramalan Zodiak Virgo Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Tegaskan Pentingnya Detail
Ramalan Zodiak Libra Kamis 11 September 2025, Reshuffle Kabinet Bawa Energi Baru