Pemerintah Gegerkan Publik Menteri Keuangan Sri Mulyani Pakai SAL Rp60 Triliun Jadi Tameng Fiskal 2026

photo author
- Kamis, 21 Agustus 2025 | 22:05 WIB

a

PURWAKARTA ONLINE - Pemerintah bikin gebrakan: Rp60 triliun SAL APBN 2025 dipakai jadi fiscal buffer 2026. Strategi ini untuk tekan utang dan hadapi guncangan ekonomi global.

Langkah mengejutkan datang dari pemerintah. Demi menjaga stabilitas fiskal tahun depan, negara siap menggelontorkan Rp60 triliun Saldo Anggaran Lebih (SAL) hasil APBN 2025 untuk dijadikan tameng fiskal (fiscal buffer) 2026.

Keputusan ini tercantum jelas dalam Buku II Nota Keuangan dan Rancangan APBN 2026. Isinya membuat publik tercengang: SAL yang biasanya jarang tersentuh, kali ini dipakai langsung sebagai pengurang utang negara sekaligus bantalan jika APBN 2026 mengalami defisit.

“Pada RAPBN tahun anggaran 2026, pemerintah mengalokasikan penggunaan SAL sebagai instrumen pengurang utang dan fiscal buffer sebesar Rp60 triliun,” tulis dokumen resmi Kemenkeu, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga: Amalia Mutya Zain Viral di TikTok, Akun Asli Sulit Dilacak

Keputusan mengutak-atik SAL bukan tanpa alasan. Dunia sedang berada di tengah ketidakpastian ekonomi: gejolak geopolitik, ancaman resesi, dan harga komoditas yang sulit ditebak.

SAL pun dijadikan amunisi rahasia. Tidak hanya mengurangi beban utang, sebagian dana tersebut akan disimpan dalam instrumen keuangan jangka pendek berisiko rendah.

Artinya, kapan saja APBN butuh tambahan napas, uang ini bisa segera dicairkan.

Pemerintah juga menyiapkan opsi tambahan pembiayaan melalui Hasil Pengelolaan Aset (HPA).

Dana ini bersumber dari penjualan atau likuidasi aset eks BPPN dan bekas Bank Dalam Likuidasi (BDL)—aset lama yang kini dihidupkan kembali untuk menopang fiskal.

Baca Juga: BMKG Ungkap Fakta Sesar Baribis, Ancaman Gempa Besar di Purwakarta hingga Jakarta

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa strategi ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata untuk menjaga ketahanan APBN.

“Pemanfaatan SAL sebagai sumber pembiayaan non-utang berperan penting dalam menjaga kesinambungan fiskal. Pada 2026, SAL akan dikelola efisien agar fungsi stabilisasi fiskal tetap berjalan,” ujarnya.

Sri Mulyani juga memberi sinyal bahwa kebijakan ini akan jadi tameng menghadapi guncangan ekonomi global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X