PURWAKARTA ONLINE - Ancaman megathrust Selat Sunda kini menjadi perhatian serius bagi para ilmuwan dan pemerintah Indonesia. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan potensi terjadinya gempa megathrust yang bisa meledak kapan saja.
Potensi gempa besar dengan kekuatan hingga M9,1 ini bisa memicu tsunami dahsyat yang melanda pesisir selatan Pulau Jawa, bahkan mencapai wilayah utara Jakarta.
Mengingat ancaman yang begitu besar, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah mitigasi bencana yang efektif.
Baca Juga: Hotel Aruss Semarang, Dari Judi Online hingga Penyitaan Polisi
Megathrust Selat Sunda: Potensi Kekuatan M8,7 hingga M9,1
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh BRIN, Selat Sunda menyimpan potensi gempa megathrust yang dapat mencapai kekuatan antara M8,7 hingga M9,1. Megathrust ini berpotensi memicu tsunami raksasa yang bisa menghantam pesisir selatan Jawa dalam waktu singkat.
Gelombang tsunami yang terjadi diperkirakan dapat mencapai ketinggian hingga 20 meter, berpotensi merusak kawasan pesisir dan daerah-daerah yang berada di sepanjang pantai selatan pulau Jawa.
Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah tsunami yang dapat melanda Jakarta.
Dalam prediksi BRIN, gelombang tsunami bisa mencapai ketinggian 1,8 meter hanya dalam waktu 2,5 jam setelah gempa megathrust terjadi. Ini tentu merupakan ancaman yang tidak bisa dianggap remeh, mengingat Jakarta merupakan ibu kota negara dan pusat ekonomi yang sangat padat.
Baca Juga: Kontroversi Menu Makan Bergizi Gratis: Makanan Bergizi atau Hanya Biasa Saja?
Mengapa Tsunami Megathrust Selat Sunda Bisa Terjadi Kapan Saja?
Zona subduksi di selatan Jawa, tempat terjadinya megathrust, merupakan daerah dengan energi yang terus terkunci.
BRIN mengungkapkan bahwa energi ini akan terus bertambah seiring waktu, dan jika suatu saat dilepaskan sekaligus, dampaknya akan sangat dahsyat.
Gempa megathrust yang terjadi di daerah ini memiliki periode ulang antara 400 hingga 600 tahun, yang berarti risiko terjadinya gempa ini tetap tinggi meskipun belum terjadi dalam beberapa abad terakhir.
Artikel Terkait
Hotel Aruss Semarang, Dari Judi Online hingga Penyitaan Polisi
Cara Mencegah dan Mengelola Infeksi Human Metapneumovirus (HMPV)
Siapa Tri Nurtaufan? Disebut Sebagai Direktur Utama di Balik Hotel Aruss Semarang
Indonesia Terancam Bencana Akibat Perubahan Iklim: Peringatan dari PBB untuk Masa Depan
Pemecatan Shin Tae-yong: Timnas Indonesia Harus Lebih Bagus Lagi di Tangan Pelatih Baru
Purwakarta Darurat PMK! Wabah Mengancam Peternakan Lokal
Perang Rusia-Ukraina: 15.000 Tentara Ukraina Tewas dalam 5 Bulan Terakhir, Dampak Konflik di Tahun Ke-1.048
700 KM Bermotor ke Purwakarta Nagih Utang Demi Kemoterapi Anak!
Usia Pensiun Pekerja Swasta Bertambah: Apa Artinya Bagi Anda?
Kontroversi Menu Makan Bergizi Gratis: Makanan Bergizi atau Hanya Biasa Saja?