Dedi Mulyadi: Sampai Kiamat Petani Tidak Akan Bahagia Jika Pertanian Tidak Berorientasi Kepada Allah

photo author
- Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:10 WIB
Dedi Mulyadi saat meghadiri acara Pesta Rakyat dan Senam Sehat di Lapangan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Minggu (13/10/2024).
Dedi Mulyadi saat meghadiri acara Pesta Rakyat dan Senam Sehat di Lapangan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Minggu (13/10/2024).

"Sekarang saya bertanya, di mana situ yang ada ikannya? Tidak ada!" kata Dedi.

Ia juga menyoroti fenomena politisasi situ menjelang Pilkada, "Jika Pilkada, situ diisi ikan lalu dipancing. Itu kan seperti orang gila!"

Konsep Karuhun: Solusi untuk Ekologi dan Pertanian

Dedi menekankan pentingnya memegang teguh konsep "Kitab Karuhun," yakni cara berpikir ilmiah yang menjaga keseimbangan ekologi.

Baca Juga: Zahra Seafood Bakaran dan Fenomena Video Viral 6 Menit 40 Detik di TikTok

"Gunung harus ditanami bambu, di daerah cekungan harus ada embung, dataran rendah harus ada sawah," katanya.

Ia menyatakan, jika hutan rusak dan mata air tidak dijaga, maka pertanian pun tidak akan maju.

"Penambangan di hulu mata air harus dihentikan dan ditertibkan."

Dedi juga mengingatkan bahwa leluhur kita sudah memiliki sistem irigasi yang efektif dan ramah lingkungan.

Sistem ini, menurutnya, telah terbukti menjaga keseimbangan ekosistem dan budaya lokal.

Baca Juga: Biodata, Profil dan Medsos Habib Rifky Alaydrus

"Infrastruktur irigasi primer, sekunder, maupun tersier harus terintegrasi," tegasnya.

Kritik Terhadap Pola Pembangunan Pertanian

Dalam pertemuan tersebut, Dedi juga melontarkan kritik tajam terhadap pola pembangunan pertanian saat ini.

Menurutnya, terlalu banyak diskusi yang tidak produktif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X