Tanah Longsor di Magelang, 1 Meninggal Dunia: Peringatan akan Bahaya Cuaca Ekstrem

Sebuah tebing setinggi 17 meter longsor setelah hujan deras.

Meskipun tidak ada korban jiwa, longsoran itu menutup akses jalan dan menghambat pergerakan kendaraan.

Tim BPBD Kabupaten Magelang, bersama TNI, relawan, dan warga setempat, bahu-membahu membersihkan material longsoran untuk memulihkan akses jalan yang tertutup.

Peringatan dari BMKG dan BNPB

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) - Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang telah merilis peringatan dini terkait cuaca ekstrem, khususnya hujan lebat di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah.

Status 'Waspada' telah diberlakukan, mengingat potensi terjadinya bencana hidrometeorologi basah.

Baca Juga: Tragedi Banjir Bandang di Desa Simangalumpe: Satu Korban Jiwa Ditemukan, 11 Warga Masih Hilang

Berdasarkan prakiraan cuaca, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemangku kebijakan di daerah untuk mengintensifkan upaya mitigasi, termasuk pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah, monitoring tanggul, jalan, dan jembatan, serta pemantauan debit air saat hujan.

Himbauan kepada Masyarakat

Dalam situasi cuaca ekstrem, BNPB juga menghimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai untuk melakukan evakuasi mandiri jika hujan terus menerus dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi.

Peristiwa tanah longsor di Magelang menjadi sebuah peringatan nyata akan bahaya cuaca ekstrem.

Semua pihak, mulai dari pemangku kebijakan hingga masyarakat, diharapkan dapat bersinergi dalam upaya mitigasi bencana demi keamanan dan keselamatan bersama.***