PURWAKARTA ONLINE - Batik Malessa bukan sekadar produk fashion.
Ia adalah cerita tentang kreativitas, keberlanjutan, dan perempuan yang saling menguatkan.
Semua bermula dari Kampung Dipotrunan, Surakarta.
Pendiri Malessa, Madu Mastuti, melihat peluang dari keterbatasan.
Banyak ibu rumah tangga punya keterampilan menjahit, tapi tidak punya ruang bekerja.
Maka dibentuklah Kelompok Wanita Berkarya.
Baca Juga: Gedung DPRD Purwakarta Disegel 4 Hari, GMNI Tolak Propemperda yang Dinilai Tak Ilmiah dan Tertutup
Produksi dimulai dari kain perca.
Sisa-sisa kain dijahit menjadi daster dan baju rumahan.
Pelan tapi pasti, produk itu diterima pasar.
Dari sana, Malessa berkembang ke kerajinan dan fashion.
Keunikan Malessa terletak pada keberaniannya memadukan batik, lurik, dan tenun.
Kombinasi ini menghasilkan busana eksklusif dengan karakter kuat.