Produk premium lahir dari bahan sederhana.
Menariknya, Malessa menerapkan prinsip zero waste.
Tak ada kain terbuang.
Semua sisa produksi diolah menjadi produk turunan seperti tas, bantal, topi, hingga dompet.
Quality control dijaga ketat.
Setiap desain dibuat sketsa agar tidak pasaran.
Baca Juga: Viral! Hina Suku Sunda Berujung Penggerudukan Masa, Begini Reaksi Youtuber Resbob
Inilah yang membuat produk Malessa berbeda di pasaran.
Kini, delapan orang terlibat aktif dalam produksi.
Enam perempuan dan dua laki-laki.
Dua di antaranya sudah terdaftar BPJS Ketenagakerjaan.
Produksi meningkat hingga 40 persen dibanding awal usaha.
Dengan mesin baru, kapasitas meningkat dan distribusi meluas.
Baca Juga: James Riady Ungkap Peta Risiko Global 2026, KADIN Ajak Pengusaha Indonesia Tetap Berani
Dari UMKM rumahan, Malessa tumbuh menjadi inspirasi nasional.***
Artikel Terkait
BRI Dukung Flyover Sitinjau Lauik Rp2,2 Triliun, Infrastruktur Strategis Sumbar Akhirnya Dipercepat
Flyover Sitinjau Lauik Dibangun, Peran BRI Jadi Kunci Pembiayaan Infrastruktur Nasional di Sumbar
BRI Ikut Sindikasi Rp2,2 Triliun, Flyover Sitinjau Lauik Jadi Harapan Baru Sumatera Barat
Taruhan Nomor Satu Porinju Veliyath Turun 75 Persen Beginilah Investor Ulung Tetap Bertahan
James Riady Ungkap Peta Risiko Global 2026, KADIN Ajak Pengusaha Indonesia Tetap Berani
Walmart Menutup Lebih dari 4.000 Toko di AS Selama 24 Jam Ini Alasan dan Dampaknya yang Perlu Kamu Tahu
Ekonomi Indonesia Dinilai Lebih Siap Hadapi 2026, Ini Alasan Kuat Versi KADIN
Investasi Besar! Peningkatan Wilayah Udara Senilai Rp 17.000 Triliun, Arah Baru Penerbangan Masa Depan
BRI Dorong Pemberdayaan UMKM, Batik Malessa Tumbuh Lewat Rumah BUMN BRI Solo
Pesan KADIN Jelang 2026: Jangan Diam oleh Risiko, Indonesia Harus Bergerak karena Peluang