Ketimpangan Upah Buruh Dunia, Realita yang Sulit Ditutupi di Negara Manapun!

photo author
- Rabu, 8 Januari 2025 | 21:30 WIB
Ilustrasi. Ketimpangan upah buruh di dunia masih menjadi isu besar. (Foto: pexels/Yan Krukau)
Ilustrasi. Ketimpangan upah buruh di dunia masih menjadi isu besar. (Foto: pexels/Yan Krukau)

Di negara berkembang, otomatisasi dan outsourcing oleh perusahaan multinasional menekan kebutuhan tenaga kerja manusia.

Akibatnya, sulit bagi buruh untuk menuntut kenaikan upah.

Sebaliknya, negara maju mengalami lonjakan upah di sektor teknologi tinggi.

Permintaan terhadap tenaga kerja terampil meningkat pesat, tetapi buruh di sektor tradisional seperti manufaktur justru menghadapi stagnasi upah.

Baca Juga: Penghapusan Kredit Macet UMKM: Tahapan dan Kriteria yang Ditetapkan Pemerintah

Upaya Mengurangi Kesenjangan

Organisasi internasional seperti ILO dan PBB telah mendorong program pelatihan keterampilan dan investasi asing untuk meningkatkan standar hidup buruh di negara berkembang.

Beberapa negara juga menerapkan kebijakan upah minimum progresif yang disesuaikan dengan inflasi.

Namun, tantangan tetap ada. Inflasi dan lemahnya perlindungan sosial sering kali membuat kenaikan upah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.

Seperti yang diungkapkan seorang aktivis buruh, “Kenaikan upah hanyalah langkah kecil. Perjuangan buruh masih panjang.”

Baca Juga: Sayembara Rp 10 Juta untuk Mengungkap Pelaku Vandalisme Karya Seni di Kalimalang, Bekasi

10 Negara dengan Upah Minimum Tertinggi

Berikut adalah daftar negara dengan upah minimum tertinggi per Januari 2025:

- Swiss: Kanton Jenewa menetapkan upah minimum 23 CHF per jam (sekitar Rp50 juta per bulan).

- Luksemburg: 2.387 euro per bulan (Rp37 juta).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X