Lima tahun kemudian, Prabowo menunjuknya menjadi Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Keputusan ini sempat dianggap berani, mengingat publik belum banyak mengenalnya. Tapi hasilnya? “Efek Purbaya” langsung terasa.
Purbaya Effect
“Purbaya Effect” pertama kali muncul di pemberitaan ekonomi setelah ia mengumumkan kebijakan perdananya, merelokasi dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke bank-bank milik negara.
Tujuannya jelas, meningkatkan likuiditas dan mendorong kredit sektor riil. Namun, kebijakan ini memicu reaksi beragam. Pasar saham sempat melemah, tapi nilai tukar rupiah tetap stabil.
Baca Juga: KDM vs Purbaya: Adu Data Dana Pemda! Tito Karnavian Ungkap Penyebab Selisih Sebenarnya
Sebagian ekonom menilai langkahnya berani dan berpihak pada pertumbuhan. Yang lain mengingatkan soal risiko inflasi dan moral hazard. Namun satu hal pasti: nama Purbaya kini resmi jadi perbincangan nasional.
Survei: Purbaya, Menteri Paling Populer di Kabinet Prabowo
Lembaga survei Great Institute menempatkan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai menteri paling populer di kabinet Presiden Prabowo.
Direktur Eksekutif Great Institute, Sudarto, menyebut hasil itu muncul bukan karena pencitraan, melainkan karena kebijakan ekonomi yang nyata terasa di masyarakat.
“Yang mengejutkan adalah munculnya ‘Purbaya Effect’. Ini menunjukkan publik mulai percaya pada teknokrat yang bekerja efektif,” kata Sudarto di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Dalam survei itu, Purbaya mengantongi 826 poin, jauh di atas menteri-menteri lain.
Baca Juga: Terungkap! 695 Siswa Keracunan MBG di Gunungkidul – Program Makan Gratis Berubah Bencana
Purbaya: Saya Tidak Tertarik Politik
Popularitas yang meningkat membuat sejumlah pihak mulai mengaitkannya dengan dunia politik. Ada rumor yang menyebut Purbaya akan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).