Guru Gembul Bongkar Praktik Bisnis Amil Zakat, Antara Ibadah dan Cuan
PURWAKARTA ONLINE, Bandung - Di tengah euforia Lebaran, YouTuber kritikus sosial Guru Gembul kembali menyoroti fenomena yang ia sebut sebagai "kemunafikan" umat Muslim.
Dalam video terbarunya (episode 850), ia mengungkap sisi gelap pengelolaan zakat di Indonesia.
"Amil zakat seharusnya di bawah negara, tapi di Indonesia swasta boleh ambil. Ada 170 lembaga resmi, belum yang tidak terdaftar. Mana yang benar-benar tulus, mana yang cari cuan?" tanyanya.
Baca Juga: Guru Gembul: Lebaran, Hari Penuh Kemunafikan!
Data yang ia paparkan mencengangkan, potensi zakat nasional mencapai Rp300 triliun per tahun—angka yang bisa menutupi defisit APBN.
Namun, tanpa regulasi ketat, dana itu rawan disalahgunakan.
Beberapa lembaga mengambil hingga 12,5% untuk "biaya operasional", lebih tinggi dari margin toko kelontong!
"Zakat harusnya hapus kesenjangan, tapi fakir miskin malah makin terbebani. Ada yang dipaksa bayar zakat, sementara orang kaya bagi-bagi duit demi pencitraan," tambahnya.
Baca Juga: Serial Film Pabrik Gula Uncut, Teror Jam Malam yang Mencekam! Rahasia Kelam di Balik Pabrik Tebu
Fenomena ini diperparah tradisi Lebaran yang sarat tekanan sosial.
Survei internal Guru Gembul menunjukkan 86% masyarakat merasa wajib "tampil sukses" saat silaturahmi, bahkan dengan berutang.
"Bank Indonesia sampai cetak Rp140 triliun uang baru demi memenuhi kebutuhan 'pamer' saat Lebaran. Ironis!" sindirnya.
Di akhir video, Guru Gembul mendesak pemerintah memusatkan pengelolaan zakat.