Tak hanya itu, desa wisata ini juga menjadi objek penelitian berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, hingga Sekolah Tinggi Agama Islam Purwakarta.
Keberhasilan Desa Wisata Kampung Parakanceuri tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakatnya.
Baca Juga: Kebakaran di Ruang Humas Kementerian ATR/BPN, 80 Petugas Damkar kebakaran
Dari hanya 23 pengelola di awal, kini jumlahnya meningkat menjadi 25 orang.
Mereka tak hanya berperan sebagai tuan rumah yang baik, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam membangun potensi wisata yang ada.
Tak bisa dimungkiri, keberadaan desa wisata ini turut membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dengan memanfaatkan aset dan potensi lokal, mereka kini memiliki sumber pendapatan tambahan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Mengherankan! Gedung Kementerian ATR/BPN Terbakar di Tengah Isu Mafia Tanah dan Pagar Laut
Desa Wisata Kampung Parakanceuri menawarkan berbagai destinasi menarik yang menyatu dengan alam, seperti:
-
Saung Manglid, tempat belajar budaya dan menikmati kuliner khas.
-
Pasir Langlang Panyawangan, perbukitan eksotis dengan panorama hijau yang menenangkan.
-
Curug Cilamaya, air terjun alami yang masih terjaga keasriannya.
Dengan suasana sawah dan pegunungan yang masih alami, kampung ini menjadi tempat yang cocok untuk wisata keluarga, penelitian, maupun sekadar melepas penat dari hiruk-pikuk perkotaan.
Sejak dibuka pada 20 Agustus 2020, Desa Wisata Kampung Parakanceuri telah dikunjungi lebih dari 3.700 wisatawan.
Baca Juga: Desa Wisata Kampung Parakanceuri, Surga Eduwisata yang Menggemparkan Dunia! Ternyata Ini Didalamnya
Jumlah ini terus meningkat, mencerminkan besarnya minat wisatawan terhadap konsep eduwisata berbasis kearifan lokal.