PURWAKARTA ONLINE - Kyai Imaduddin Usman al-Bantani, atau Kyai Imad, mengguncang wacana keagamaan di kalangan Islam tradisionalis Indonesia.
Tesisnya tentang terputusnya nasab klan Baalawi dari Nabi Muhammad SAW menuai pro dan kontra.
Bagaimana masyarakat merespons?
Polemik Nasab Baalawi
Kyai Imad menyatakan bahwa nasab Baalawi tidak terhubung secara akademis dengan Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Viral! PHK Massal di Divisi Produksi ANTV
Klaim ini didukung catatan sejarah, larangan penggunaan gelar Syarif di Makkah, dan analisis DNA Haplogroup.
Namun, tokoh Baalawi merespons dengan emosi, bukan argumen ilmiah.
Respon Emosional vs Ilmiah
Sayangnya, banyak tokoh Baalawi lebih memilih narasi emosional dibandingkan menyajikan data ilmiah.
Persekusi terhadap pendukung tesis Kyai Imad justru menambah keraguan masyarakat. Tantangan tes DNA juga kerap dihindari.
Baca Juga: Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045, Tema Hari Ibu 2024
Pengaruh pada Masyarakat Tradisionalis
Diskursus ini memunculkan keraguan baru.