PURWAKARTA ONLINE, Semarang – Pembatalan seminar internasional tentang Nasab Ba'alawi di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, memicu spekulasi.
Dalam sebuah wawancara eksklusif yang diunggah oleh kanal YouTube Warung Rujak Gamel pada 7 September 2024, KH Imaduddin Utsman Al-Bantanie membongkar kronologi lengkap di balik pembatalan acara yang sempat direncanakan untuk 10 September tersebut.
Menurut KH Imaduddin, seminar ini awalnya dirancang untuk membahas diskusi ilmiah terkait Nasab Ba'alawi, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad.
Ia menyatakan, "Saya diundang oleh LP2M UIN Walisongo untuk membahas nasab, karena memang ada diskursus yang berkembang di masyarakat mengenai keabsahan nasab Ba'alawi."
Baca Juga: Habib Syech Dituding Klaim Hak Cipta Mars Syubbanul Wathon
Namun, pada pagi hari sebelum seminar berlangsung, perwakilan dari Rabithah Alawiyah—organisasi yang mengurusi keturunan Nabi Muhammad—menyampaikan keberatan kepada panitia.
Mereka menginginkan agar seminar tersebut hanya membahas sejarah Ba'alawi, bukan nasabnya.
Bahkan, Rabithah Alawiyah dikabarkan mengirim dua utusan, yaitu Alwi Alatas dan Hanif Alatas, untuk mewakili pandangan mereka dalam seminar tersebut.
KH Imaduddin mengungkapkan bahwa keputusan tersebut mendapat tekanan dari berbagai pihak, terutama setelah tayangan podcast Padasuka TV yang dipandu oleh Mas Yusuf Mars (pendiri Padasuka TV) mencuatkan diskusi terkait nasab Ba'alawi.
Baca Juga: Cara Jack Ma Memulai Usaha dari Nol
Menurutnya, keberadaan Padasuka TV yang banyak ditonton di Indonesia dan luar negeri seperti Yaman, Mekah, serta Malaysia, menjadi salah satu alasan mengapa isu nasab ini semakin dipantau ketat oleh Rabithah Alawiyah.
KH Imaduddin juga menyampaikan bahwa setelah podcast tersebut, Rabithah Alawiyah mengirim pesan ke pihak panitia untuk memastikan bahwa seminar 10 September tidak akan membahas nasab, tetapi fokus pada sejarah.
Namun, belum sempat video klarifikasi dibuat oleh panitia, tiba-tiba muncul pihak yang mengaku dari MABES Polri yang meminta acara tersebut dibatalkan dengan alasan keamanan.
“Pihak UIN Walisongo sebenarnya sudah berupaya keras agar acara ini tetap berjalan sesuai kesepakatan bersama,” tutur KH Imaduddin.