Pengalaman Buruk Prof Rhenald Kasali dengan Bea Cukai saat Pandemi: Obat Dipenyet-penyet dan Dipajak Tinggi!

PURWAKARTA ONLINE - Bea Cukai pernah menjadi sorotan publik karena perilaku lancung sejumlah oknum pegawainya yang menimbulkan kemarahan.

Terbaru, Prof Rhenald Kasali, seorang akademisi dan praktisi, juga mengungkapkan kebobrokan yang dilakukan oleh pegawai Bea Cukai.

Rhenald Kasali membagikan pengalaman buruk yang dialaminya bersama Bea Cukai pada masa pandemi Covid-19 melalui saluran YouTube miliknya.

Baca Juga: Pemuda Mabuk Berat, Motor Honda PCX HILANG, Tahu-tahu Nyungsep di Sawah!

Baca Juga: Netizen KEPO, Pacar yang dulu nganter-nganter Kontes Menghilang Setelah Tiara Andini Sukses!

"Salah satu pengalaman saya, ketika di masa Pandemi saya terpaksa mendatangkan obat saya dari luar negeri," kata Rhenald Kasali dikutip kilat.com dari chanel YouTube Rhenald Kasali, Senin 3 April 2023.

Ia terpaksa harus mendatangkan obat dari luar negeri karena di dalam negeri tidak tersedia, dan pada akhirnya ia membayar obat tersebut sekitar Rp11 juta.

"Dokternya tidak praktek, kemudian ternyata pesawat juga tidak banyak datang," jelasnya.

Baca Juga: Menpan RB Pusing Cari Solusi untuk Nasib 2,3 Juta Tenaga Non-ASN di Indonesia yang Akan Dihapus Tahun 2023!

Baca Juga: VIRAL, Aksi Pencurian oleh Emak-emak Sambil Gendong Bayi di Purwakarta!

Selain itu, Rhenald Kasali juga dikenakan pajak masuk Bea Cukai sebesar 7,5 persen dan pajak PPN sebesar 10 persen.

"Akhirnya barang di kirim ke Indonesia dan saya membayar obat sangat mahal. Nilainya sekitar Rp11 juta rupiah," katanya.

Meskipun sudah membayar lebih dari yang seharusnya, Rhenald Kasali tidak mendapatkan pelayanan yang baik karena obat-obatannya habis dipenyet-penyet dan kondisinya tidak higienis.

Baca Juga: Anak Orang Hampir Mati oleh Anaknya, Rafael Alun: Masalah biasa-biasa saja!

Baca Juga: Kronologi Pensiunan TNI AD Tertipu 'Pengobatan Alternatif Ida Dayak': Rp250 Ribu Amblas!