- Jadwal tanam harus disesuaikan ulang.
- Curah hujan lebih lama bisa dimanfaatkan untuk sawah tadah hujan.
- Beberapa daerah mungkin mengalami kekeringan lebih lambat dari biasanya.
BMKG mengimbau petani untuk menyesuaikan jadwal tanam dan memilih varietas yang cocok dengan pola cuaca tahun ini.
Baca Juga: 34 KPM di Desa Pusakamulya Terima BLT Dana Desa Rp900 Ribu, Total Penyaluran Capai Rp30,6 Juta
Strategi Menghadapi Perubahan Awal Musim Kemarau
Agar tidak terdampak signifikan, masyarakat dan pemerintah perlu menyesuaikan strategi menghadapi perubahan musim:
- Pantau informasi cuaca BMKG secara berkala.
- Gunakan sistem irigasi yang lebih adaptif.
- Optimalkan penyimpanan air hujan untuk cadangan saat kemarau.
- Siapkan langkah mitigasi kekeringan untuk wilayah yang lebih kering dari normal.
Baca Juga: Zakat di Ujung Jari! BRImo Hadirkan Solusi Praktis Bayar Zakat di Bulan Ramadan
Kesimpulan
Awal musim kemarau 2025 tidak terjadi serentak di seluruh Indonesia.
Sebagian besar wilayah mengalami kemarau sesuai normal, tetapi 29% wilayah mengalami keterlambatan.
Pemerintah dan masyarakat harus siap menghadapi perubahan ini.
Tetap pantau informasi BMKG untuk langkah antisipasi yang lebih baik.***
Artikel Terkait
Prediksi Musim Kemarau 2025 di Indonesia