PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Pada Minggu, 9 September 2024, di Rabithah Alawiyah, Guru Gembul menggelar pidato yang mengundang perhatian publik dan menjadi bahan perbincangan hangat.
Dalam kesempatan tersebut, Guru Gembul mendapat giliran pertama dan memanfaatkan 30 menit untuk melontarkan kritik tajam terhadap kebiasaan menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang dialami kaum muslimin di Indonesia.
Menurut Guru Gembul, sikap yang sering terlihat adalah menyalahkan elit global, Yahudi, atau Amerika Serikat ketika Indonesia mengalami kemunduran.
Ia menegaskan bahwa mentalitas tersebut tidak produktif.
“Ketika Indonesia tidak maju, kita seringkali menyalahkan konspirasi elit global atau pihak asing seperti Amerika Serikat atau Cina. Namun, bagaimana jika kita introspeksi diri? Apakah mungkin kita yang perlu berubah?” ujar Guru Gembul dengan tegas.
Guru Gembul mengkritik kebiasaan kaum muslimin yang cenderung menyalahkan faktor eksternal alih-alih melakukan introspeksi dan perbaikan diri.
Ia berpendapat bahwa jika Indonesia mengalami carut-marut dan ketergantungan terhadap pihak asing, itu mungkin disebabkan oleh kekurangan dalam diri kita sendiri.
“Jika kita gagal dalam suatu permainan, tidak adil jika kita menyalahkan pemain lain yang lebih bagus. Begitu juga dengan keadaan negara kita. Jika terpuruk, introspeksi diri harus menjadi langkah pertama, bukan hanya menyalahkan pihak luar,” jelasnya.
Baca Juga: Kunci Utama Seorang Gelandang Serang: Tyronne del Pino Bagikan Rahasia di PERSIB TV
Lebih lanjut, Guru Gembul membahas polemik nasab dan sentimen anti-imigran Yaman yang beredar di masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa sentimen-sentimen tersebut muncul bukan karena masalah nasab yang dibahas oleh Kiai Imaduddin, tetapi karena adanya ketidakpuasan yang sudah lama mengendap.
“Kiai Imad hanya membuka keran untuk mengkritik tanpa harus mengaitkan dengan keturunan Nabi. Kita harus menyadari bahwa sentimen ini timbul dari bara dalam sekam yang sudah ada sejak lama,” imbuhnya.
Guru Gembul juga menyoroti adanya sentimen anti-komunis dan anti-imigran yang menyebar di masyarakat, dan bagaimana video-video kontroversial memperparah situasi tersebut.
Artikel Terkait
Hasil Tes DNA Sayyid Qori Akhirnya Terungkap, Babak Baru Polemik Nasab Habib
Batal Mendadak! Seminar Nasab Baalawi di UIN Walisongo Semarang Dihentikan Usai Rekomendasi Mabes Polri, Ada Apa?
Diskusi Panas Bahas Nasab Baalawi di UIN Semarang Gagal Digelar, Mabes Polri Turun Tangan
Seminar Nasab Baalawi di UIN Walisongo Semarang Batal Mendadak! Mabes Polri Turun Tangan, Ada Apa Sebenarnya?
Seminar Nasab Ba'alawi Dibatalkan, Prof Henri Subiakto Desak Polri Beri Penjelasan!
Mengejutkan! Diungkap KH Imaduddin Utsman, Ternyata Pihak Ini yang Ingin Seminar Internasional Nasab Ba'alawi di UIN Walisongo Batal
KH Imaduddin Utsman Ungkap Tekanan Rabithah Alawiyah di Balik Pembatalan Seminar Nasab Ba'alawi di UIN Walisongo
Guru Gembul Debat Nasab Ba'alawi di Rabithah Alawiyah!
Guru Gembul Bongkar Polemik Nasab Ba'alawi, Sentimen atau Kajian? Habib Rizieq hingga Bahar bin Smith!
Guru Gembul Bongkar Polemik Nasab Ba'alawi: Sentimen, Adu Domba, dan Kontroversi Habaib di Indonesia!