PURWAKARTA ONLINE, Garut – Kasus persekusi terhadap seorang kyai dan dua anggota Barisan Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Karawang telah memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama di kalangan Nahdliyin.
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Leuwigoong, Kabupaten Garut, dengan tegas mengecam aksi kekerasan ini dan mendesak pihak berwenang untuk segera menindak pelaku sesuai hukum yang berlaku.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui grup WhatsApp Koordinasi MWCNU se-Garut dan dipantau oleh NU Online Jabar, PAC Ansor dan Satkoryon Banser Leuwigoong menyatakan, "Kami, PAC Ansor dan Satkoryon Banser Leuwigoong, mengutuk keras kejadian persekusi terhadap kyai dan sahabat kami Banser di Kabupaten Karawang. Kami meminta kepada seluruh jajaran penegak hukum agar segera menegakkan hukum dan menangkap para pelaku serta memproses sesuai hukum yang berlaku."
Pernyataan ini diungkapkan sesaat sebelum para pengurus PAC dan Banser Leuwigoong menghadiri upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di Lapangan Leuwigoong pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Ketua Tanfidziyah MWCNU Leuwigoong, Ajengan Dudang Ali.
Baca Juga: Mei PHK 233 Karyawan, Agustus 2024 Pabrik Sepatu Bata Purwakarta Terbakar Hebat!
Gelombang Reaksi dan Tuntutan Keadilan
Peristiwa persekusi yang terjadi pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024, di kawasan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, telah menjadi perhatian nasional setelah video insiden tersebut viral di media sosial.
Dalam video tersebut, dua anggota Banser terlihat babak belur setelah mengalami kekerasan dari sekelompok orang tak dikenal yang menghentikan kendaraan mereka di tengah perjalanan menuju sebuah acara keagamaan.
Menanggapi kejadian ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengimbau agar seluruh warga Nahdliyin tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang dapat memperkeruh suasana.
"Tidak boleh ada tindakan sendiri-sendiri atau tidak boleh melakukan reaksi apapun. Semua harus disiplin dan taat kepada hukum," ujar Gus Yahya dalam pernyataannya di Surabaya pada Senin, 12 Agustus 2024.
Namun, seruan ini tidak menghentikan gelombang kemarahan yang meluas di kalangan Nahdliyin, termasuk di Garut.
"Ini bukan hanya soal kekerasan fisik, tapi juga serangan terhadap kehormatan ulama dan Banser yang selama ini menjadi garda terdepan menjaga NKRI dan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah. Kami tidak akan tinggal diam sampai pelaku ditangkap dan diadili," tegas seorang anggota Banser Leuwigoong yang tidak mau disebutkan namanya.
Baca Juga: Purwakarta Hanya Punya 1 Nominator di Anugerah Perkebunan Jabar 2024, Zaenx Jadi Harapan Terakhir!
Artikel Terkait
UPDATE Kasus Persekusi Kyai NU di Karawang, Dua Pelaku Ditangkap!
Hanya 2 Pelaku Persekusi Ditangkap, Ada Orang Kuat di Balik Pengeroyokan Kyai NU di Karawang?
Mengejutkan! Tersangka Persekusi Kyai NU Ternyata Membuntuti Sejak Bekasi, Kapolres Ungkap Kronologi Mengerikan
Persekusi Ternyata Terencana, Kapolres Karawang: Tersangka Membuntuti Sejak Bekasi
Polemik Nasab Habib Diduga Picu Persekusi Kyai di Karawang: Siapa Dalang di Balik Kekerasan Brutal Ini?
Siapa di Balik Persekusi Kyai di Karawang? Diduga Terencana, Kapolres Sebut Pelaku sudah Membututi Sejak Bekasi
Nasab Habib, Kontroversi yang Diduga Memicu Persekusi Kyai di Karawang
Tragedi Rengasdengklok: Persekusi Brutal terhadap Banser dan Kiai NU, Polisi Tangkap Dua Tersangka
Persekusi Kyai di Karawang: Baru 2 Tersangka Ditangkap, Pelaku Lain Masih Berkeliaran!
Ansor Kuningan: Citra Kepolisian Terancam Tercoreng Jika Kasus Persekusi Kyai di Karawang Berlarut-larut