PURWAKARTA ONLINE - Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah politik Indonesia.
Dilahirkan di Kalimantan Barat, perjalanan pendidikan dan kariernya mencerminkan semangat belajar yang tinggi dan dedikasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan mengulas biografi Hamzah Haz, menyoroti pendidikan, karier politik, dan kontribusinya bagi bangsa.
Pendidikan yang Membangun Fondasi Kuat
Hamzah Haz menempuh pendidikan dasar dan menengah di Kalimantan Barat, menyelesaikan SMP di Pontianak, kemudian melanjutkan ke SMEA di kota yang sama. Pendidikan menengahnya memberikan dasar-dasar pemahaman ekonomi yang menjadi bekal penting dalam kariernya.
Setelah SMEA, Hamzah melanjutkan pendidikan tinggi di Akademi Koperasi Negara, Yogyakarta, lulus pada tahun 1962. Ini menunjukkan minatnya terhadap ekonomi kerakyatan dan koperasi. Semangat belajar Hamzah tidak berhenti di situ; ia kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Ekonomi Perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak, hingga tingkat V pada tahun 1970.
Karier yang Penuh Prestasi
Karier Hamzah Haz dimulai sebagai guru di SM Ketapang pada tahun 1960-1962. Selain itu, ia menjajal dunia jurnalistik sebagai wartawan surat kabar Bebas di Pontianak (1960-1961) dan kemudian sebagai Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat. Jiwa kepemimpinannya mulai terlihat saat menjabat sebagai Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) pada tahun 1962.
Pada tahun 1965-1970, Hamzah menjadi Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia. Di masa pergolakan politik tahun 1960-an, ia menjabat sebagai Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak (1968-1971) dan Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak (1968-1971).
Puncak Karier Politik
Hamzah Haz mulai menanjak dalam politik nasional saat terpilih sebagai anggota DPRD Tk I Kalimantan Barat (1968-1971) dan kemudian anggota DPR RI dari tahun 1971 hingga 2001.
Pengalaman legislatif ini mengantarkannya ke berbagai posisi eksekutif prestisius, termasuk Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (1998-1999), Wakil Ketua DPR (1999-2001), dan Menko Kesra dan Taskin (1999).
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Luncurkan Golden Visa Indonesia: Daya Tarik Baru bagi Investor dan Talenta Global
Presiden Jokowi Resmi Luncurkan Golden Visa Indonesia dan Serahkan kepada Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong
BPOM Jelaskan Soal Roti Aoka Bisa Tahan Lama, Begini Katanya!
Produsen Roti Okko Tanggapi Isu Kandungan Bahan Pengawet Berbahaya, Pabrik Ditutup Sementara
Pembukaan PD-PKPNU Angkatan ke-V di Sukatani Purwakarta, Membangun Kader NU Unggul dan Berdaya Saing
Prabowo Subianto Perkuat Hubungan Ekonomi Indonesia-Prancis, Kolaborasi di Sideline Olimpiade Paris 2024
Didit Hediprasetyo Rilis Setelan Pembukaan Olimpiade Paris 2024: Perpaduan Tradisi Jawa dan Gaya Modern!
Thoriqul Haq Janji Kembalikan Program Gratis di Lumajang, Hadapi Tantangan Erupsi Semeru dan Covid-19
Kondisi Cedera Febri Hariyadi Masih Dipantau : Pemain Persib dalam Perawatan Intensif
Istana Minta Masyarakat Kibarkan Bendera Setengah Tiang Selama 3 Hari untuk Hormati Hamzah Haz