PURWAKARTA ONLINE - Aprilio Perkasa Manganang, yang lahir sebagai Aprilia Santini Manganang pada 27 April 1992 di Wawalintouan, Minahasa, Sulawesi Utara, adalah contoh inspiratif dari keteguhan hati dan keberanian. Aprilio, yang sebelumnya dikenal sebagai atlet bola voli wanita berprestasi, membuat keputusan besar dalam hidupnya untuk menjalani transisi gender setelah pensiun dari dunia voli.
Aprilio dilahirkan dengan kondisi hipospadia, yaitu kondisi bawaan di mana lubang kencing berada di bagian bawah penis. Hipospadia merupakan kondisi yang relatif jarang dan lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga hipospadia. Namun, karena kurangnya fasilitas medis di kampung halamannya, Aprilio baru menyadari kondisinya ini setelah berkarier sebagai atlet voli.
Baca Juga: Timnas U19 Indonesia Menang 6-2 atas Timor Leste : Melenggang ke Semifinal Piala AFF U19 2024
Perjalanan Karier dan Kehidupan Pribadi
Aprilio adalah putra kedua dari pasangan Akib Zambrud Manganang dan Suryati Bori Lano. Meskipun ditetapkan sebagai perempuan saat lahir dan dibesarkan sebagai perempuan, ia selalu merasa berbeda dari gadis seusianya. Perasaan ini akhirnya membawa Aprilio pada perjalanan untuk menemukan jati dirinya yang sesungguhnya.
Karier voli Aprilio dimulai dengan bergabung bersama Indonesia Alko Indramayu pada tahun 2011-2012. Berikutnya, ia bermain untuk berbagai klub ternama, termasuk Jakarta BNI Taplus, Manokwari Valeria Papua Barat, Jakarta Elektrik PLN, Supreme VC di Thailand, Jakarta PGN Popsivo, hingga Bandung BJB Pakuan. Di tingkat nasional, Aprilio pernah menjadi anggota tim nasional wanita Indonesia dan berkompetisi dalam Liga Super Bola Voli Wanita Thailand-Denmark 2019 sebagai pemain impor untuk Supreme Volley Club.
Baca Juga: Profil Aprilio Perkasa Manganang: Dari Atlet Bola Voli hingga Prajurit TNI
Transisi Gender dan Kehidupan Militer
Setelah pensiun dari dunia voli, Aprilio memutuskan untuk melakukan transisi gender, sebuah langkah yang menunjukkan keberanian dan komitmennya untuk hidup sebagai dirinya sendiri. Transisi ini bukan hanya tentang perubahan fisik, tetapi juga penerimaan dan penghormatan terhadap identitas dirinya yang sejati.
Selain berkarier di dunia olahraga, Aprilio juga merupakan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat. Ia bergabung dengan TNI sejak tahun 2016 dan saat ini berpangkat Sersan Satu di Satuan Ajudan Jenderal (CAJ).
Baca Juga: Ungkap Sebenarnya Aprilio Perkasa Manganang: Kisah Perjuangan dan Transisi Gender
Pentingnya Kesadaran tentang Hipospadia
Kisah hidup Aprilio Manganang membawa perhatian pada pentingnya kesadaran dan penanganan dini terhadap hipospadia. Kondisi ini, jika tidak ditangani dengan tepat, dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Keterbatasan fasilitas medis di daerah terpencil seperti kampung halaman Aprilio menunjukkan perlunya peningkatan akses terhadap layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Perjalanannya dari seorang atlet voli wanita berprestasi, melalui transisi gender, hingga menjadi prajurit TNI, menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat, setiap orang bisa mengatasi tantangan dalam hidup mereka.
Artikel Terkait
Purwakarta Kirim 40 Kontingen ke Rembug Utama dan Expo KTNA Nasional 2024 di Bali
Demi Tingkatkan Produksi Komoditi Lokal dan Swasembada Pangan, Purwakarta Ikut Serta Rembug Utama dan Expo KTNA Nasional 2024 di Bali
Beberapa Perkataan yang kurang baik Dikatakan Orang Tua kepada Anak
Kebiasaan Boros Listrik yang Jarang Disadari : Ahli ITB Ungkap kebiasaan boros listrik yang jarang di sadari
Timnas U19 Indonesia Menang 6-2 atas Timor Leste : Melenggang ke Semifinal Piala AFF U19 2024
Polres Subang Amankan 6 Tersangka Narkoba dan Ribuan Obat Ilegal dalam Operasi Antik Lodaya 2024
Profil Aprilio Perkasa Manganang: Dari Atlet Bola Voli hingga Prajurit TNI
Perjalanan Karier Aprilio Perkasa: Dari Lapangan Voli hingga Seragam TNI
Ungkap Sebenarnya Aprilio Perkasa Manganang: Kisah Perjuangan dan Transisi Gender
Inovasi Pelayanan Desa Kiarapedes: Mudah, Cepat, Gratis, dan Bisa Diakses Kapanpun dari Manapun: Tinggal Isi Google Form!