Purwakarta Online - Kematian mendadak Joshua Dean, seorang pelapor kasus Boeing yang berani mengungkap kecacatan produksi pada pesawat Boeing 737 MAX, telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam. Dean, yang merupakan mantan auditor kualitas dari pemasok Boeing, Spirit AeroSystems, meninggal dunia setelah mengajukan serangkaian tuduhan terhadap manajemen kualitas senior pada lini produksi 737 di Spirit.
Pada tahun 2018 dan 2019, dunia disentak dengan tragedi kecelakaan fatal yang melibatkan dua pesawat 737 Max, menelan korban jiwa sebanyak 346 orang. Dean, yang telah dipecat oleh Spirit pada tahun sebelumnya, melangkah maju dengan mengajukan pengaduan ke Departemen Tenaga Kerja, menuduh bahwa pemecatannya merupakan pembalasan atas usahanya dalam meningkatkan masalah keselamatan.
Kisah tragis Dean mencapai puncaknya ketika ia dirawat di rumah sakit karena kesulitan bernapas. Dua minggu kemudian, ia meninggal dunia akibat pneumonia dan infeksi serius. Kabar duka ini disampaikan oleh bibi Dean, Carol Dean Parsons, melalui akun Facebook pribadinya, dengan ungkapan kesedihan yang mendalam.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 67: Kesempatan Emas untuk Peningkatan Skill dan Pencarian Kerja
Namun, kematian Dean tidak berdiri sendiri dalam narasi yang mencekam ini. John "Mitch" Barnett, pelapor Boeing lainnya yang diwakili oleh firma hukum yang sama dengan Dean, juga ditemukan tewas pada bulan Maret karena luka tembak yang dilakukan sendiri. Barnett, yang telah berpengalaman hampir tiga dekade di Boeing, sebelumnya telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap serpihan logam yang dapat menyebabkan "bencana" jika menembus kabel kendali penerbangan.
Kematian mendadak dua pelapor kasus Boeing ini menjadi sorotan yang membingungkan. Apakah ini sekadar kecelakaan atau ada yang lebih dalam di baliknya? Tuduhan mereka terhadap kurangnya budaya keselamatan di Boeing menambahkan dimensi baru dalam penyelidikan ini.
Bulan lalu, Sam Salehpour, seorang pelapor Boeing lainnya, menyatakan kepada Kongres bahwa "tidak ada budaya keselamatan" di Boeing, dengan menggambarkan bagaimana karyawan yang memberikan peringatan diabaikan dan bahkan diancam. Bahkan, regulator AS tengah menyelidiki insiden baru-baru ini, ketika panel pintu pesawat Boeing 737 Max 9 meledak di udara pada bulan Januari.
Baca Juga: Inilah Profil Irwan P Abdurrachman yang Mencalonkan Diri Jadi Bupati Purwakarta
Laporan terbaru dari Reuters juga menyebutkan bahwa Departemen Kehakiman AS sedang mempertimbangkan apakah Boeing melanggar perjanjian yang melindunginya dari tuntutan pidana atas kecelakaan fatal sebelumnya.
Menanti Klarifikasi Lebih Lanjut
Kematian mendadak Joshua Dean dan John "Mitch" Barnett telah menyisakan banyak pertanyaan tanpa jawaban. Apakah ini hanya kecelakaan atau ada yang lebih besar terjadi di balik tirai? Apakah pengungkapan mereka tentang kekurangan keselamatan di Boeing memiliki keterkaitan dengan nasib tragis yang menimpa mereka?
Penyelidikan yang sedang berlangsung akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Namun, satu hal yang pasti, dunia penerbangan harus menanggapi serius setiap laporan tentang keamanan dan memastikan bahwa suara-suara yang berani berbicara tentang keselamatan didengar dan dihormati.
Baca Juga: Penjelasan Mendalam tentang Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Kematian mendadak Joshua Dean dan John "Mitch" Barnett menggugah kesadaran kita akan pentingnya memperjuangkan keselamatan dalam industri penerbangan, serta urgensi untuk menyelidiki dengan cermat setiap tuduhan yang diajukan oleh para pelapor. Kita menanti dengan harapan agar kebenaran dapat terungkap, dan langkah-langkah preventif dapat diambil untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.***
Artikel Terkait
Vaksin AstraZeneca: Fakta dan Realitas Efek Samping
Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Pengakuan dari Perusahaan Farmasi
Penjelasan Mendalam tentang Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Klarifikasi dan Fakta di Balik Kontroversi yang Berkembang
Program Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka: Kesempatan Terbaru untuk Peningkatan Skill dan Kesejahteraan
Kartu Prakerja Gelombang 67: Peningkatan Kompetensi dan Peluang Baru Bagi Pencari Kerja
Kartu Prakerja Gelombang 67, senilai Rp4,2 Juta: Peluang Emas untuk Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Karir
Kartu Prakerja Gelombang 67: Kesempatan Emas untuk Peningkatan Skill dan Pencarian Kerja
Inilah Profil Irwan P Abdurrachman yang Mencalonkan Diri Jadi Bupati Purwakarta
Pelapor Kasus Boeing Meninggal, Kematian Misterius Joshua Dean