PurwakartaOnline.com - Sebuah polling yang diadakan oleh Guru Gembul Channel baru-baru ini menciptakan gelombang kontroversi terkait elektabilitas calon presiden di Pemilu 2024.
Dalam hasil polling tersebut, terungkap bahwa Mayoritas responden memilih Pak Prabowo sebagai calon presiden terfavorit, dengan 30% suara, diikuti oleh Amin dengan 25%, dan Pak Ganjar dengan 17%.
Namun, hasil polling menjadi semakin menarik ketika Guru Gembul mengajukan pertanyaan hipotetis tentang siapa yang akan dipilih jika hanya wakil presidennya yang dipertimbangkan.
Dalam skenario ini, Pak Mahfud MD mendominasi dengan 42% suara, meninggalkan pesaingnya jauh di belakang.
Kontroversi muncul ketika Guru Gembul menyoroti fakta bahwa Pak Ganjar, yang berada di posisi paling bawah dalam polling awal, justru mendapatkan elektabilitas yang signifikan ketika dikaitkan dengan Pak Mahfud MD.
Baca Juga: Studi Banding KTNA Purwakarta di Bojong, H Ujang Alim: Meningkatkan Kesejahteraan Petani!
Namun, analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa popularitas Pak Ganjar ternyata rendah tanpa dukungan Pak Mahfud.
Ketidaksetujuan terhadap Pak Ganjar tampaknya memiliki akar pada pernyataan kontroversial Ibu Megawati, ketua umum PDIP.
Dalam beberapa kesempatan, Ibu Megawati menyebut Jokowi sebagai "petugas partai," yang kemudian menciptakan persepsi bahwa presiden sekarang ini tidak sepenuhnya independen.
Artikel ini juga membahas dampak pernyataan Ibu Megawati terhadap pemilih, terutama ketika merujuk pada popularitas rendah Jokowi dalam survei sebelumnya yang menyatakan bahwa 68% responden menganggap Ibu Megawati sebagai mantan presiden yang paling tidak disukai.
Baca Juga: Keunggulan Poco X6 Pro - Spesifikasi, Harga, dan Kelebihan Terbaru
Menariknya, artikel ini membahas bagaimana narasi tersebut mempengaruhi pemilih, terutama yang awalnya mendukung Pak Ganjar.
Sejumlah alasan disorot, termasuk kontroversi seputar Piala Dunia, isu kesejahteraan Jawa Tengah, dan pernyataan-pernyataan kontroversial yang muncul di media massa.
Kritik terhadap PDIP dan Ibu Megawati juga ditampilkan dalam artikel ini, dengan menyoroti ketidakmauan untuk melakukan introspeksi terkait dampak pernyataan kontroversial terhadap elektabilitas kandidat mereka.
Artikel Terkait
Gusdurian: Menegaskan Komitmen Damai dan Tidak Berpihak di Pilpres 2024
Pilpres Sayang Anak: Perspektif Yusril Ihza Mahendra
Implikasi Putusan MK dan "Pilpres Sayang Anak" dalam Pilpres Indonesia
Kontroversi Putusan MK dan Fenomena "Pilpres Sayang Anak": Perspektif Yusril Ihza Mahendra
Khofifah dan Isyarat Dukungan untuk Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Kode Dukungan Pilpres 2024 dari Gubernur Jatim Khofifah untuk Pasangan Prabowo-Gibran
Analisis Pasangan Capres-Cawapres dan Prioritas Visi Misi dalam Pilpres 2024
Pilpres 2024: Profil Pasangan Calon dan Fokus Ekonomi yang Memikat Perubahan
Ketiga Pasangan Capres-Cawapres Resmi Peserta Pilpres 2024
PSI Purwakarta Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024