Guru Gembul Kritik Buku '200 kesalahan dalam Shalat' dalam Video Terbaru berjudul 'Filsafat Dosa'

PurwakartaOnline.com - Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui sikap yang cepat men-judge orang lain berdasarkan pemahaman agama.

Sebuah fenomena yang cukup menarik adalah kecenderungan beberapa individu untuk menilai seorang muslim berdasarkan sejauh mana mereka mengikuti aturan dan tata cara ritual keagamaan, terutama dalam konteks salat.

Mengutip sebuah buku yang terkesan "kejam" dengan daftar 200 kesalahan dalam salat, terkadang muncul pandangan bahwa satu kesalahan kecil bisa membuat salat seseorang tidak diterima oleh Allah.

Namun, perlukah kita men-judge sesama Muslim dengan keras?

Baca Juga: Lama Tak Muncul ke Publik, Mantan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Dikabarkan Menikah Lagi, Encus: Semoga Sakinah, Mawahdah, Warahmah!

Dalam Islam, seharusnya kita menghindari sikap men-judge keras terhadap orang lain.

Rasulullah SAW dan para sahabatnya memberikan contoh tentang kefleksibelan dalam menjalani ajaran agama.

Sebagai contoh, Imam Syafi'i menyebutkan bahwa gerakan tiga kali dalam salat tidak langsung membatalkannya, melainkan sebagai langkah berhati-hati.

Islam juga diajarkan sebagai agama yang sangat fleksibel.

Baca Juga: Inilah Amalan Aslikhah, Janda Miskin Tukang Pijat Keliling Sehingga bisa Naik Haji: Kisah Inspiratif yang Menyentuh Hati

Kisah-kisah dari zaman Nabi Muhammad SAW menunjukkan kefleksibelan dalam menjalani ritual keagamaan.

Misalnya, dalam salat di rumah, Rasulullah SAW merespons ketukan pintu dari Aisyah dengan tenang, membuktikan bahwa salat bisa diatur kembali.

Kejadian unik seperti salat digelayutin kucing juga menunjukkan sikap toleransi dan kefleksibelan dalam menjalani ibadah.

Salatnya tidak dinyatakan batal, melainkan sedikit dilamain karena adanya kucing yang menyertainya.