PurwakartaOnline.com - Konflik politik di antara tokoh-tokoh besar dalam dunia politik seringkali menjadi sorotan publik. Salah satunya adalah konflik yang pernah terjadi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Konflik ini memiliki akar yang menarik, berawal dari Kongres PDIP setelah kemenangan Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014.
Awalnya, Megawati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum PDIP, mengusulkan seorang tokoh sebagai Kapolri. Tokoh yang diusulkan oleh Megawati adalah Budi Gunawan, atau yang lebih dikenal dengan inisial BG. Akan tetapi, keputusan ini membawa dampak yang tidak terduga dan memicu ketegangan antara Megawati dan Jokowi.
Pada awalnya, Budi Gunawan (BG) diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga statusnya berubah menjadi tersangka. Meski BG berhasil memenangkan pra peradilan dan terbebas dari status tersangka, langkahnya sebagai calon Kapolri dibatalkan.
Romy, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengungkapkan, "Terus beliau (BG) menjadi tersangka di KPK oleh Abraham Samad. Kemudian tetap di fit and proper sama DPR. Terus kemudian pra peradilan beliau menang, bebas dari posisi tersangka. Terus kemudian tetap dibatalkan sebagai calon Kapolri."
Ini menciptakan perpecahan antara Jokowi dan Megawati, yang sebelumnya adalah sekutu politik. Pada saat Kongres PDIP yang dimaksud, Jokowi bahkan disoraki oleh para kader PDIP.
Romy menceritakan momen tersebut, "Waktu itu Pak Jokowi masuk ke ruangan itu betul-betul berjalan sendiri tanpa Paspampres menggunakan jaket merah dan seluruh hadirin di situ, kader-kader PDI Perjuangan, meneriaki ‘Huuu…’ kepada beliau."
Kemarahan Megawati terhadap Jokowi pada saat itu disebabkan oleh pembatalan calon Kapolri BG.
Semua persyaratan untuk penunjukan BG sebagai Kapolri sebenarnya sudah terpenuhi, namun, konflik ini masih berlanjut.
Romy menyaksikan kemarahan Megawati terhadap Jokowi, dan dia mengatakan, "Hari itu, Ibu (Megawati-red) sedang marah betul dengan Pak Jokowi karena dibatalkannya Pak BG pada waktu itu sebagai calon Kapolri."
Saat ini, sebuah video yang memperlihatkan Muhammad Romahurmuziy menceritakan awal ketegangan antara Jokowi dan Megawati sedang viral. Video ini memberikan kita wawasan tentang perubahan dinamika dalam politik Indonesia, di mana perselisihan antara pemimpin puncak partai-partai besar memiliki dampak yang signifikan pada peta politik nasional.***
Artikel Terkait
Gibran Ditarik-tarik Jadi Cawapres, Jokowi Mengelak: Bukan Agenda Saya, Juga Saya Malah Repot dengan Ini
Dua Kaki Jokowi Berpijak dengan Kokoh: Satu di Ganjar, Satu Lagi di Prabowo
Kondisi Terkini Luhut Binsar Pandjaitan: Pemulihan di Singapura dan Doa dari Jokowi
Jokowi Mendoakan Kesembuhan untuk Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan
Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) Mendeklarasikan Dukungan ke Prabowo: Apa yang Terjadi?
Jokowi Tanggapi Gibran Jadi Cawapres: Klarifikasi dan Posisi Netral dalam Demokrasi
Akting Yosep: Surati Presiden Jokowi Agar Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Segera Terungkap
Presiden Jokowi Memimpin Apel Hari Santri Nasional di Surabaya
2015 Awal Ketegangan Jokowi dan Megawati Terkait Budi Gunawan Batal jadi Kapolri: Video Viral Gus Romy!
Megawati Ingin Budi Gunawan Jadi Kapolri, Jokowi Tidak Kabulkan