3 Kali Per Tahun Cair Dana BOS Rp300 juta: Yayasan Bina Prestasi Nasional Diduga jadi Motif Kasus Subang

photo author
- Senin, 23 Oktober 2023 | 19:20 WIB
Yayasan Bina Prestasi Nasional Subang
Yayasan Bina Prestasi Nasional Subang

PurwakartaOnline.com – Kasus pembunuhan di Subang belakangan ini telah mencuri perhatian masyarakat, dan semakin banyak pertanyaan muncul tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik tragedi ini. Kabar terbaru menyebutkan bahwa motif di balik pembunuhan misterius tersebut adalah perebutan Yayasan Bina Prestasi Nasional. Kejadian ini menjadi semakin rumit dengan adanya klaim bahwa dana yayasan sebesar Rp200-300 juta per tahunnya menjadi fokus utama dalam sengketa ini.

Sebuah latar belakang yang kompleks mengenai yayasan ini semakin menebarkan misteri seputar kasus pembunuhan tersebut. Yayasan Bina Prestasi Nasional beralamatkan di Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, dan telah ada sejak tahun 2009. Yayasan ini dirintis oleh Yosef Hidayah dan istri mudanya, Mimin Mintarsih. Posisi bendahara Yayasan ini kemudian dipegang oleh istri pertama Yosef, Tuti Suhartini.

Menurut pengacara Yoris, Leni Anggraeni, Yoris awalnya menjadi ketua yayasan sebelum pembunuhan terjadi. Saat itu, Yosef Hidayah menjabat sebagai dewan pembina, Tuti sebagai bendahara, dan Amel sebagai sekretaris. Selama masa kepemimpinan mereka, Tuti dan Amel menerima penghasilan sebesar Rp 10 juta, sementara Yoris menerima jumlah yang sama.

Baca Juga: Ada Petisi, Dugaan Pencucian Uang Yayasan Bina Prestasi Nasional Subang Jadi Motif Pembunuhan Tuti dan Amel

Namun, setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah mendadak menjabat sebagai Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional, sementara Yoris Raja Amarullah menjadi kepala sekolahnya. Kondisi ini mengakibatkan kebingungan dan pertanyaan seputar motif sebenarnya di balik peristiwa mengerikan ini.

Yoris mengklaim bahwa setelah kematian ibu dan adiknya, Yosef mendesaknya untuk mencairkan dana yayasan. Hal ini bahkan dilakukan Yosef saat kondisi masih dalam suasana duka. Leni Anggraeni, pengacara Yoris, menerangkan bahwa sebagian staf di yayasan tersebut merupakan keluarga Mimin. Ini memunculkan pertanyaan apakah motif di balik pembunuhan ibu dan anak tersebut terkait dengan perebutan dana yayasan.

Namun, Leni Anggraeni mengungkapkan bahwa menurut kesaksian Yoris, tidak ada proyek bernilai fantastis yang terkait dengan yayasan tersebut. Yoris menyatakan bahwa yang ada hanyalah pencairan dana BOS, dan nominalnya sekitar Rp 200 juta hingga Rp 300 juta setiap kali cair. Total pengumpulan dana BOS dari satu yayasan bisa mencapai Rp 1 miliar, yang seharusnya digunakan untuk kepentingan sekolah dan guru.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Tuti dan Amel: Dugaan Pencucian Uang di Yayasan Bina Prestasi Nasional Subang

Kejadian yang mencurigakan terjadi setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang. Yosef meminta Yoris mencairkan dana, bahkan ketika suasana masih bersedih. Yoris menolak hal ini, dan suasana pun memanas. Yoris mengaku bahwa Yosef mendesaknya untuk kembali menjabat sebagai kepala sekolah, yang menjadi pertanyaan mengapa ia harus kembali terlibat dalam urusan yayasan tersebut setelah mundur.

Kasus pembunuhan Subang yang semakin membingungkan ini masih memerlukan investigasi lebih lanjut. Bagaimana kematian Tuti dan Amalia terkait dengan perebutan Yayasan Bina Prestasi Nasional perlu diungkap dengan jelas. Semua pihak berharap bahwa pihak berwenang dapat memberikan jawaban yang memadai dan membawa kasus ini kepada keadilan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X