PURWAKARTA ONLINE - Perang Bubat telah lama menjadi topik perdebatan sejarah di antara orang Sunda dan Jawa.
Kejadian ini dianggap sebagai penyebab ketegangan historis antara kedua suku, bahkan dipercaya menjadi alasan mengapa orang Sunda dan Jawa "dilarang" menikah.
Namun, benarkah peristiwa ini pernah terjadi, atau hanya mitos yang dihembuskan untuk menciptakan perpecahan?
Berdasarkan wawancara dengan Mas Asisi di channel YouTube ASISI pada 30 Agustus 2024, kita akan mencoba membedah kisah Perang Bubat berdasarkan dua kitab penting: Pararaton (sumber Jawa) dan Carita Parahyangan (sumber Sunda).
Sumber Sejarah Perang Bubat
Mas Asisi membuka pembicaraan dengan menjelaskan bahwa pembahasan tentang Perang Bubat harus didasarkan pada sumber-sumber sejarah yang ada.
Menurutnya, ada beberapa naskah yang secara eksplisit mengisahkan Perang Bubat, yakni Pararaton, Carita Parahyangan, Kidung Sunda, dan Kidung Sundayana.
Dari semua itu, Pararaton dan Carita Parahyangan dianggap sebagai sumber paling tua dan penting dalam menceritakan kejadian ini.
Namun, yang mengejutkan, tidak ada prasasti resmi baik dari kerajaan Sunda maupun Majapahit yang menyinggung peristiwa tersebut.
Seperti yang disebutkan oleh arkeolog Hasan Jafar, dari puluhan prasasti yang ditemukan di kedua wilayah tersebut, tidak satu pun menyebutkan Perang Bubat secara langsung.
Hal ini menimbulkan spekulasi, apakah peristiwa ini benar-benar terjadi atau hanya kisah yang terbentuk dalam sastra?
Baca Juga: Sukses Bisnis ala Jack Ma, Kunci Kesuksesan dari Pendiri Alibaba
Pararaton, Kisah dari Sudut Pandang Jawa