Guru Besar IPB Bambang Hero Saharjo Tanggapi Pelaporan Kasus Korupsi Timah, Soroti Proses Hukum yang Terlibat

Pelaporan Bambang Hero ke Polda Bangka Belitung muncul karena dugaan ketidaktepatan dalam perhitungan kerugian lingkungan.

Dalam laporan tersebut, Bambang dianggap tidak berkompeten dalam menghitung kerugian lingkungan sebesar Rp 271 triliun yang menjadi bagian penting dalam kasus korupsi timah.

Namun, Bambang menegaskan bahwa dirinya hanya bertindak sesuai dengan permintaan penyidik Kejaksaan Agung dan tidak memiliki kepentingan pribadi dalam perkara ini.

Baca Juga: Mengapa Keyskiskie Viral? Ini Fakta di Balik Nama yang Trending

"Mengapa saya yang terus yang disalahkan? Semua proses ini kan sudah mengikuti prosedur yang berlaku.

Penyidik yang meminta saya melakukan perhitungan itu," kata Bambang, sambil mengingatkan agar pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan hasil perhitungan dapat membuktikan hal tersebut melalui jalur hukum yang sesuai.

Pentingnya Pemahaman terhadap Proses Hukum dan Lingkungan

Kasus ini menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai prosedur hukum dan lingkungan dalam menangani kasus-kasus besar seperti korupsi timah.

Bambang mengingatkan bahwa proses perhitungan kerugian lingkungan bukanlah hal yang sepele dan melibatkan kajian serta pertimbangan yang matang, mengacu pada regulasi yang berlaku.

Dalam konteks ini, Bambang berharap agar semua pihak yang terlibat dalam proses hukum dapat mengikuti jalur yang benar dan mengedepankan keadilan.

Baca Juga: Pagar Laut Misterius di Tangerang: Fakta dan Dampak bagi Nelayan

Bagi Bambang, yang terpenting adalah memastikan bahwa hukum ditegakkan secara adil dan sesuai dengan peraturan yang ada.

Peran Saksi Ahli dalam Proses Hukum

Bambang Hero Saharjo menegaskan bahwa perannya dalam kasus ini sebagai saksi ahli adalah semata-mata untuk membantu proses hukum dengan memberikan data yang sesuai dengan regulasi yang ada.

Ia berharap agar pihak-pihak yang tidak setuju dengan hasil perhitungan dapat mengajukan bukti yang relevan di persidangan, dan tidak terus menyalahkan dirinya.