Koperasi DesaTerhambat Modal! Modal Bukan Hanya Uang, Tapi Juga Daya Juang dan Kebijaksanaan

photo author
- Selasa, 16 September 2025 | 09:57 WIB
Koperasi desa Purwakarta terhenti bukan hanya karena uang, tapi juga lemahnya daya juang dan manajemen bijak.
Koperasi desa Purwakarta terhenti bukan hanya karena uang, tapi juga lemahnya daya juang dan manajemen bijak.

PURWAKARTA ONLINE - Opini, Bicara tentang koperasi desa di Purwakarta, kita sering langsung menunjuk pada satu masalah klasik: modal.

Dari 192 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang sudah dibentuk, hanya 12 yang benar-benar beroperasi.

Sisanya masih terhenti di atas kertas, terjebak dalam lingkaran setan: tanpa modal usaha tidak bisa berjalan, tanpa usaha berjalan modal pun tak bisa didapat. Namun, apakah modal semata uang sudah cukup?

“Jangan hanya berpikir modal itu uang. Daya tahan juang juga harus kuat. Jika daya tahan juang lemah, meskipun uang banyak akan habis percuma. Jadi berpikir bijak dalam penggunaan uang juga harus hati-hati, jangan asal pakai,” ungkapan ini seakan menjadi cermin bagi perjalanan koperasi desa hari ini.

Baca Juga: Mangkir 6 Bulan, Desy Yanthi Utami Diduga Langgar Aturan DPRD Kota Bogor

Betul, banyak koperasi terbentur modal. Tapi ada pula yang punya dana, lalu habis tanpa arah karena manajemen lemah, strategi bisnis tidak jelas, dan pengurus mudah menyerah ketika pasar tidak seindah brosur program.

Lihatlah KDMP Desa Pasawahan. Meski modal uang terbatas, bahkan sebagian besar berasal dari kantong pribadi pengurus, mereka masih berusaha berjalan.

Usahanya beragam: menjual seragam sekolah, air minum kemasan, layanan pembayaran PPOB, hingga memasok tahu-tempe untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Apakah mereka sempurna? Tidak. Tapi setidaknya, ada daya tahan juang yang membuat koperasi ini tidak mati sebelum tumbuh.

Baca Juga: Paket Ekonomi 2025: Magang Dibayar hingga Ojol Dapat Jaminan, Publik Terkejut dan Bertanya

Bandingkan dengan banyak koperasi lain yang memilih “jalan aman”: hanya membuka simpan-pinjam atau menjual beras dan elpiji. Tidak salah, tapi tanpa keberanian mencoba inovasi, koperasi akan sulit berkembang.

DKUPP Purwakarta sudah mempertemukan koperasi dengan BUMN besar—Bulog, Pertamina, Pupuk Indonesia.

Namun tanpa mental kuat dan pengelolaan bijak, peluang kerja sama itu hanya akan lewat begitu saja.

Modal memang penting. Bank bahkan siap memberikan pembiayaan hingga Rp3 miliar per koperasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X