Perkembangan Budaya Menulis di Indonesia

photo author
- Senin, 8 September 2025 | 09:16 WIB
Ilustrasi menulis di Promedia  (Red)
Ilustrasi menulis di Promedia (Red)

Pada masa kolonial, budaya menulis mengalami modernisasi dengan masuknya huruf Latin. Surat kabar dan majalah mulai diterbitkan, salah satunya Medan Prijaji oleh Tirto Adhi Soerjo.

Lembaga Balai Pustaka juga menerbitkan karya sastra terkenal seperti Sitti Nurbaya dan Salah Asuhan. Tulisan menjadi sarana perlawanan dan kebangkitan nasional.

5. Masa Kemerdekaan

Setelah 1945, karya sastra semakin berkembang. Penulis seperti Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, dan Hamka melahirkan karya besar yang berisi semangat perjuangan, kritik sosial, serta ajaran moral dan kebangsaan.

6. Era Digital

Di era modern, budaya menulis semakin mudah diakses melalui media digital. Blog, media sosial, e-book, dan platform daring seperti Wattpad membuat generasi muda lebih aktif menulis dan membaca.

Menulis kini tidak hanya sekadar mendokumentasikan pengetahuan, tetapi juga menjadi sarana ekspresi diri, komunikasi, hingga profesi.

Jadi, Perkembangan budaya menulis di Indonesia telah melalui perjalanan panjang, dimulai dari tradisi lisan, aksara kuno, pengaruh Islam, kolonial Belanda, hingga masa kemerdekaan.

Kini, di era digital, menulis semakin mudah dilakukan oleh siapa saja dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.

Dengan menulis, bangsa Indonesia mampu melestarikan identitas, memperkaya pengetahuan, dan mengekspresikan kreativitas tanpa batas.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X