Dedi Mulyadi: Kita Perlu Pemimpin yang Memegang Teguh 'Kitab Karuhun'

PURWAKARTA ONLINE – Saat bertemu dengan para petani di Lembur Pakuan, Subang, Dedi Mulyadi kembali menegaskan pentingnya mengedepankan konsep ekologi yang diwariskan oleh leluhur Sunda.

"Kita perlu pemimpin yang memegang teguh 'Kitab Karuhun'," ujar Dedi, dengan maksud menekankan cara berpikir ilmiah yang sejatinya menjaga keseimbangan ekologi.

Menurut Dedi, leluhur telah mengajarkan cara-cara menjaga alam agar tetap lestari dan bisa diwariskan ke generasi berikutnya.

"Cara berfikir ilmiah leluhur ternyata menjaga keseimbangan ekologi, sehingga tanah tetap subur dan generasi selanjutnya (anak-incu) tetap sejahtera," tambahnya.

Tonton: Pidato Lengkap Dedi Mulyadi, Kitab Karuhun Sunda yang ternyata Ilmiah

Pertanian Sunda: Kunci Subur Makmur

Dedi mengkritisi semakin menyempitnya lahan sawah, yang membuat harga pangan semakin tinggi.

"Sawah semakin sempit, bagaimana pangan ingin murah?" tanya Dedi.

Dalam pandangannya, untuk mewujudkan kesejahteraan pangan, pertanian harus dimulai dari langkah-langkah yang benar dan berkelanjutan.

"Saya memegang erat ajaran leluhur. Gunung harus ditanami bambu, di daerah cekungan harus ada embung (bendungan), dataran rendah harus ada sawah," jelasnya.

Baca Juga: Kevin Diks Resmi Dinaturalisasi, Siap Perkuat Timnas Indonesia

Ia menekankan bahwa ekosistem hutan harus dijaga untuk mendukung keberlangsungan sumber daya air.

Dedi juga mengkritik kebijakan yang sering kali mengabaikan mata air.

"Jangan bicara bendungan, karena bendungan itu airnya berasal dari mata air. Mata air harus diperbaiki dan dijaga. Pohon-pohon di hulu jangan sampai gundul, maka penambangan di gunung-gunung harus dihentikan dan ditertibkan," tegasnya.