Puskesmas Mojo Pemalang: Dugaan Perlambat Pelayanan Pasien BPJS Berusia 62 Tahun Demi 'Pasien Prioritas'

Baca Juga: Skandal Korupsi di Kementerian Pertanian: Pengungkapan Kejahatan Syahrul Yasin Limpo dan Rekannya

Agus menjelaskan, "Itu sebenarnya miss komunikasi saja, sebenarnya ngga dilewati, saya melayani yang prioritas begitu saja. Prioritas kan ngga pakai nomor."

Dia menambahkan bahwa pasien Karnoto sebenarnya telah dipanggil, tetapi ia tidak ada di ruang tunggu ketika dipanggil.

Agus juga menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi antara pasien BPJS dan non-BPJS, dan bahwa pihaknya telah meminta maaf kepada keluarga Karnoto atas kejadian ini.

Tanggapan Keluarga dan Masyarakat

Namun, keluarga Karnoto dan beberapa warga Desa Pamutih di Kecamatan Ulujami berpendapat lain.

Baca Juga: Profil VO, Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung yang Ngamar dengan Dosen

Mereka menganggap pelayanan di Puskesmas Mojo kurang memadai, dan tampaknya lebih memprioritaskan pasien non-BPJS.

Rizqon Arifiyandi, anak dari Karnoto, menyuarakan ketidakpuasannya, terutama karena ayahnya adalah pasien berusia 62 tahun dan seharusnya masuk dalam kategori pasien prioritas.

Ia menyatakan, "Lah orang tua saya kan umurnya 62 tahun, harusnya masuk layanan prioritas dong."

Dalam sebuah kesaksian yang menggugah, seorang perangkat desa di Kecamatan Ulujami juga menyatakan bahwa pelayanan di Puskesmas Mojo belum memadai, dan masyarakat lebih memilih mengakses pelayanan kesehatan di tempat lain, bahkan jika harus membayar lebih.

Baca Juga: Dibalik Varian Elektabilitas NU di Jawa Timur: Antara Ganjar, Prabowo, dan Anies

Tantangan Pelayanan Kesehatan BPJS

Kisah Karnoto di Puskesmas Mojo Pemalang mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan di Indonesia.

Meskipun program ini dirancang untuk memberikan akses kesehatan yang merata, terdapat insiden-insiden seperti ini yang menunjukkan ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan.