Bagi banyak investor, pertumbuhan laba kecil ini bisa dianggap sebagai sinyal bahaya. Namun bagi investor nilai seperti Kriplani, kestabilan operasional dan potensi jangka panjang sering kali lebih penting daripada pergerakan laba jangka pendek.
Baca Juga: Di Balik Sikap Tegas Johan Budi: Mengapa Ia Dukung Tom-Ira tapi Tolak Amnesti Hasto?
Dengan kata lain, ia melihat kekuatan fundamental yang tidak selalu tampak jelas pada grafik kenaikan laba bersih.
Berhasil Menggunakan Pendekatan Portofolio
Strategi tiga saham selama satu dekade bukan sesuatu yang mudah. Namun Kriplani membuktikan bahwa fokus ekstrem dapat menghasilkan imbal hasil luar biasa, asalkan didukung analisis mendalam dan keyakinan kuat pada perusahaan yang dipilih.
Model ini serupa dengan filosofi Buffett: sedikit saham, analisis menyeluruh, dan kesabaran panjang.
1. Fokus pada Nilai, Bukan Hype
Kriplani tidak mengikuti tren sesaat. Ia memilih perusahaan dengan model bisnis stabil, rekam jejak kuat, dan pemimpin industri di bidangnya.
2. Kesabaran sebagai Senjata Utama
Pertahanan dalam 10 tahun membutuhkan keyakinan. Ini mengajarkan bahwa hasil besar sering datang pada mereka yang sabar dan tidak tergoda untuk panik.
3. Memahami Bisnis secara Mendalam
Ia melihat potensi industri yang bergerak di balik layar, seperti tekstil teknis dan film kemasan. Sektor ini mungkin tidak populer, tetapi fundamentalnya kokoh.
Baca Juga: Duka Sepak Bola Indonesia: Ayah Pratama Arhan Meninggal Dunia, Doa Mengalir dari Publik
Tips Praktis untuk Investor Pemula di Era Modern
Tidak semua orang bisa atau harus meniru strategi ekstrem Kriplani. Namun prinsip dasarnya bisa diterapkan siapa pun.