PURWAKARTA ONLINE - Satu minggu sejak kematian dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi, teka-teki di balik kepergiannya masih belum terurai.
Autopsi telah selesai, barang bukti sudah diamankan, olah TKP dilakukan dua kali, tetapi hasil resmi penyebab kematian belum juga dipublikasikan.
Pada olah TKP lanjutan Sabtu, 22 November, penyidik menemukan sejumlah obat-obatan di kamar 210 kos-hotel tempat Levi ditemukan tanpa busana.
Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, menyebut bahwa semua barang itu langsung dibawa ke Labfor untuk pemeriksaan kandungan dan kesesuaiannya dengan resep.
Baca Juga: BRI Peduli Rayakan Hari Guru Nasional di Bogor, Salurkan Bantuan dan Apresiasi untuk Guru
Temuan obat ini penting karena keluarga Levi menyebut bahwa korban memiliki riwayat gangguan jantung yang dapat kambuh akibat aktivitas berlebih.
Namun tanpa hasil autopsi tertulis, penyidik belum bisa memastikan apakah obat-obatan itu relevan dengan kematiannya.
Kombes Pol Artanto, Kabid Humas Polda Jateng, menjelaskan bahwa proses autopsi memerlukan waktu agar dapat dibaca secara ilmiah.
Ia menegaskan bahwa hasil tersebut akan disampaikan langsung oleh dokter forensik begitu siap.
Baca Juga: Pabrik Eks Nissan di Purwakarta Hidup Lagi, Peluang Lapangan Kerja Baru Menguat Jelang 2026
Sementara menunggu, penyidik masih bekerja pada banyak aspek lainnya.
Pemeriksaan saksi, pengamanan pakaian dan seprai, hingga analisis komunikasi digital antara Levi dan AKBP Basuki dilakukan secara paralel.
Penyidik juga telah menyita perangkat komunikasi korban dan Basuki.
Percakapan terakhir mereka diyakini dapat membantu penyusunan kronologi sebelum Levi ditemukan tak bernyawa.