2. Permintaan maaf secara terbuka dan on-air di layar Trans7, bukan hanya dalam bentuk surat resmi.
3. Penarikan penuh tayangan Xplore Uncensored dari seluruh platform digital dan kanal resmi Trans7.
Baca Juga: Tegur Keras Alumni Lirboyo, Trans7 Akui Lalai dan Siap Terima Sanksi Usai Tayangan Xpose Uncensored
4. Pembuatan tayangan edukatif khusus yang mengangkat peran penting pesantren dan ulama bagi bangsa Indonesia.
5. Batas waktu 1x24 jam bagi Trans7 untuk menindaklanjuti tuntutan, sebelum alumni menempuh jalur hukum pidana maupun perdata.
“Kami tidak ingin memperkeruh suasana. Tapi permintaan maaf tertulis tidak sebanding dengan dampak tayangan itu.
Kami ingin keadilan dan penghormatan,” ujar salah satu anggota LBH yang hadir.
Trans7 Sudah Kirim Surat Permintaan Maaf, Tapi Dinilai Belum Cukup
Sebelumnya, Trans7 telah mengirimkan surat permintaan maaf resmi bernomor 399/DSMA-PR/25 kepada Gus Adibussholeh (putra KH. Anwar Mansyur).
Surat itu berisi pengakuan atas “keteledoran redaksi” dan janji untuk lebih berhati-hati dalam penyiaran konten.
Namun, menurut para alumni, permintaan maaf tertulis saja tidak cukup.
Mereka menilai, publikasi permintaan maaf harus disiarkan langsung di televisi agar seimbang dengan dampak luas dari tayangan tersebut.
“Kami tidak menuntut balas dendam, tapi menuntut tanggung jawab moral dan profesional. Tayangan televisi tidak boleh seenaknya menyinggung simbol agama,” tegas salah satu perwakilan alumni.
Gelombang Dukungan Publik dan Tagar #BoikotTrans7
Sejak aksi itu berlangsung, tagar #BoikotTrans7 terus merajai lini masa X (Twitter), Instagram, hingga TikTok.