Baca Juga: Kritik Tajam untuk Komite Reformasi Polri, Akademisi Desak Peran Sipil Diperkuat
“Terlepas benar atau tidak tuduhannya, dia anak disabilitas mental. Kenapa harus dihakimi sampai koma?” ujarnya.
Asep menyebut bahwa dirinya mengenali R karena pernah menanganinya tahun lalu.
Anak itu dikenal penurut, tidak agresif, dan sempat bersekolah di SLB Purwakarta.
“Kalau dituduh mencuri, harus dibuktikan dulu. Bukan dihakimi seperti itu,” tegasnya.
Humas RSUD Bayu Asih, Abdullah Luthfi, membenarkan bahwa korban dipindahkan atas permintaan keluarga.
“Agar lebih mudah dijangkau dan mendapatkan pendampingan,” katanya.
Kasus ini memicu keprihatinan publik karena melibatkan anak disabilitas yang seharusnya mendapat perlindungan ekstra.
“Negara harus hadir,” tegas Asep.***
Artikel Terkait
Warga Geger! Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Teras Rumah Kosong Jalan Tengah Purwakarta
Patriot FC Tiga Kali WO! Laga Liga 4 di Panca Waluya Purwakarta Batal Digelar
Isman Jerman: Liga Jadi Seperti Tarkam! WO Patriot FC di Panca Waluya Purwakarta Rusak Citra Liga 4 Jabar
Warga Purwakarta Heboh! Pria Misterius yang Sudah Dilihat Berhari-hari Ternyata Sudah Meninggal
Disangka Tidur, Pria Misterius di Rumah Kosong Purwakarta Ternyata Sudah Tak Bernyawa
Air Mancur Sri Baduga Jadi Sorotan! Purwakarta Siapkan Tarian Spesial Sambut Petani se-Jabar
Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta, Ribuan Petani Bakal Tumpah Ruah di Kiarapedes
Mayat Tanpa Identitas Gegerkan Warga Purwakarta, Ditemukan di Teras Rumah Kosong!
Petani Purwakarta Gotong Royong Siapkan Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Siap Sambut Tamu dari Seluruh Jawa Barat
Purwakarta Siap Sambut Gubernur Dedi Mulyadi di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Petani Antusias!