Purwakarta Online - Pada 24–25 Juni 2025, Iran dan Israel sepakat mengakhiri konflik militer sengit yang berlangsung selama 12 hari.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan “Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, … terbentuknya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel”.
Dalam suasana tegang dan banyak spekulasi tak heran, jarang-jarang ada perang dua negara besar yang diklaim selesai secepat itu.
Pada 13 Juni 2025 Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke fasilitas nuklir Iran (Natanz, Isfahan, Fordow).
Baca Juga: Heboh Video Its Anggi Part 2 Tanpa Sensor? Ini Fakta Sebenarnya!
Menurut laporan Reuters, serangan ini disebut “menghancurkan” beberapa fasilitas, walau ternyata tak se-total klaim awal.
Balasan Iran meluncurkan rudal & drone ke wilayah militer Israel dan bahkan menembus pangkalan AS di Qatar (Al Udeid).
Reuters mencatat ini sebagai eskalasi yang paling signifikan sejak perang Iran–Irak.
Donald Trump muncul sebagai mediator tak terduga.
Melalui media sosial Truth Social, Trump menyebutnya “The 12 Day War”, dan menegaskan kesepakatan gencatan senjata yang "lengkap dan total".
Menurut Pezeshkian, Iran “menang secara terhormat”—klaim yang juga digaungkan oleh media pemerintah.
Data Kementerian Kesehatan mencatat 610 tewas dan 4.746 luka-luka akibat serangan Israel.
PM Netanyahu juga menyatakan berhasil menghancurkan “ancaman nuklir & rudal ganda” Iran melalui operasi bernama Rising Lion.