PURWAKARTA ONLINE - Kematian Darso (43), warga Kampung Gilisari, Semarang, Jawa Tengah, mengguncang publik setelah ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh enam anggota Satlantas Polresta Yogyakarta.
Insiden ini terjadi sehari sebelum Darso meninggal dunia pada 29 September 2024.
Keluarga, terutama istri dan adiknya, mengungkapkan kecurigaan mereka bahwa kematian Darso disebabkan oleh kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian terkait kasus kecelakaan lalu lintas di Yogyakarta.
Kronologi Kematian Darso: Diduga Dianiaya Polisi
Menurut keterangan Poniyem (42), istri Darso, suaminya dijemput pada pagi hari sekitar pukul 06.00 oleh tiga orang menggunakan mobil.
Ketika dijemput, Darso dalam keadaan sehat. Namun, sekitar pukul 14.00, Poniyem menerima kabar bahwa suaminya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Serahkan Bukti Skandal Besar pada Pemeriksaan KPK: Apa yang Terjadi?
"Saya langsung mendatangi rumah sakit dan menemukan suami saya dengan luka lebam di bagian kepala dan pipi kanan," ujar Poniyem, saat ditemui di Mapolda Jateng, Jumat (10/1/2025).
Selama di rumah sakit, Darso mengaku bahwa ia dipukuli oleh sekelompok orang yang datang ke rumahnya.
Setelah oknum tersebut meninggalkan rumah sakit, Darso sempat bercerita bahwa ia dipukuli oleh enam polisi dari Yogyakarta terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di sana.
Pengakuan Keluarga: Adik Darso Sebut Polisi Terlibat
Adi Darso, adik dari mendiang, mengungkapkan bahwa kakaknya sempat mengeluhkan luka berat akibat pemukulan yang diduga dilakukan oleh polisi. "Darso mengatakan bahwa ia dipukul di bagian dada oleh enam polisi asal Yogyakarta karena masalah kecelakaan di sana," ungkap Adi.
Keluarga meyakini bahwa penganiayaan yang dilakukan oleh polisi menjadi penyebab kematian Darso.
Penjelasan Polda Jateng