PURWAKARTA ONLINE - Dalam kajiannya, KH Imaduddin Utsman mengungkap pola manipulasi dalam historiografi klan Ba’alwi.
Ia menyoroti kitab-kitab yang sering dijadikan rujukan utama, seperti Al-Baha fi Tarikh Hadramaut dan Al-Gurar.
Kitab Al-Baha, misalnya, mengklaim bahwa Faqih Muqaddam, tokoh sentral Ba’alwi, wafat pada 652 H.
Baca Juga: Harga Pertamax Naik Jadi Rp 12.500 di Awal 2025, Pertamina Buka Suara
Namun, data ini didasarkan pada manuskrip tidak lengkap yang telah ditambahkan oleh pentahqiq.
Menurut KH Imaduddin, tindakan ini mencederai kredibilitas akademik.
Hal serupa terjadi pada kitab Al-Gurar, yang menyebut Ahmad bin Isa sebagai tokoh penting migrasi ke Hadramaut tanpa sumber referensi.
KH Imaduddin menyebut metode ini sebagai “dongeng,” bukan sejarah.
Baca Juga: UMK Purwakarta 2025 Naik 6,5%, Serikat Pekerja Soroti Ketimpangan
Kritik nasab Ba Alawi ini menjadi tamparan bagi komunitas akademik yang masih mengandalkan kitab-kitab tersebut tanpa verifikasi mendalam.***