PURWAKARTA ONLINE - Baru-baru ini, beredar kabar viral yang mengejutkan banyak pihak. Dalam sebuah video berdurasi 36 menit 22 detik, terlihat Ustadz Adi Hidayat sedang berbincang dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pada menit ke-26:50, Adi Hidayat tampak menyerahkan buku dan bersalaman dengan Prabowo, sebuah momen yang diklaim oleh beberapa pihak sebagai bentuk kedekatan politik antara keduanya.
Video tersebut, yang beredar luas pada 2019, dipandang oleh sebagian orang sebagai bagian dari silaturahmi antara dua tokoh besar tersebut, dan diberi keterangan “Silaturahmi Ustadz Adi Hidayat dengan Prabowo Subianto, Kediaman Prabowo Subianto, Jl. Kertanegara - Jakarta Selatan”.
Namun, banyak yang bertanya: Apakah ini menandakan bahwa Ustadz Adi Hidayat akan menggantikan Gus Miftah yang baru saja mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama? Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai siapa yang akan menggantikan posisi yang ditinggalkan Gus Miftah.
Ustadz Adi Hidayat (UAH) memang dikenal luas sebagai ulama yang memiliki pengaruh besar di Indonesia, baik melalui dakwah langsung maupun platform digital.
Selain itu, ia juga kerap terlibat dalam berbagai kegiatan internasional, seperti menjadi pemateri utama dalam Festival Turats Islami di Malaysia pada Juni 2024.
Dengan jamaah yang besar dan pengaruh yang kuat, UAH menjadi sorotan sebagai tokoh agama yang relevan dengan perkembangan zaman.
Namun, kontroversi mengenai pernyataan-pernyataannya yang kontroversial, seperti klaim tentang Kapitan Pattimura sebagai seorang Muslim dan penafsiran surat Asy-Syu’ara yang berkaitan dengan larangan bermusik, memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Di sisi lain, Gus Miftah, yang sebelumnya menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama, juga tengah menjadi sorotan.
Miftah mengundurkan diri setelah videonya yang menghina pedagang es teh viral di media sosial.
Keputusan Gus Miftah untuk mundur, meskipun didorong oleh respons publik yang keras, disambut dengan berbagai reaksi.
Beberapa pihak menganggap pengunduran diri tersebut sebagai langkah yang bijak untuk menjaga nama baik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sementara yang lain menyayangkan keputusan tersebut, karena Miftah dianggap masih bisa memberikan kontribusi besar untuk umat.
Baca Juga: Realme C75, Smartphone Entry-Level Tahan Air dan Tahan Debu Pertama di Indonesia