Respons UIN Walisongo dan Masyarakat
KH Imaduddin juga mengapresiasi UIN Walisongo yang telah berupaya untuk memfasilitasi diskusi terbuka antara pihak-pihak yang berbeda pandangan mengenai nasab Ba'alawi.
Namun, ia juga menyoroti bahwa diskusi tersebut tidak menghasilkan keputusan final.
“Diskusi semacam ini penting untuk masyarakat agar dapat melihat argumen-argumen yang diberikan oleh kedua belah pihak,” tambahnya.
Meski seminar internasional ini batal, isu mengenai nasab Ba'alawi diperkirakan akan terus menjadi topik perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat, terutama di dunia akademis dan ulama.
KH Imaduddin berharap, diskusi yang lebih netral dan terbuka di masa depan bisa memberikan kejelasan bagi masyarakat mengenai masalah nasab ini.
Baca Juga: PAFI Boven Digoel, Dedikasi Ahli Farmasi dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Papua
Pernyataan KH Imaduddin Utsman ini membuka lembaran baru dalam perdebatan panjang mengenai nasab Ba'alawi.
Dengan adanya tekanan dari berbagai pihak, termasuk Rabithah Alawiyah, seminar internasional yang seharusnya membahas topik kontroversial ini terpaksa dibatalkan.
Namun, isu ini jauh dari selesai, dan masyarakat luas masih menantikan jawaban final tentang keabsahan nasab Ba'alawi.***