PurwakartaOnline.com - Kisah cinta yang penuh emosi dan kesedihan antara Rukmini Chamim dan Pierre Tendean tetap menggetarkan hati kita hingga saat ini.
Dua sosok yang terjebak dalam arus revolusi dan kejayaan militer, namun memiliki cerita cinta yang teriris-iris oleh takdir.
Pierre Tendean, seorang prajurit pemberani, seharusnya merayakan ulang tahun ibunya di Semarang pada 30 September 1965.
Namun, kewajibannya untuk menjaga Jenderal H. Nasution memaksa dia untuk menundanya.
Baca Juga: Rahasia Terungkap oleh Guru Gembul: Al-Zaytun Pondok Radikal Dibuat oleh Pemerintah!
Kehadirannya di Jakarta pada 1 Oktober 1965 membawa duka yang mendalam bagi keluarga Tendean.
Pierre, yang disangka sebagai Jenderal Nasution, dibawa pergi dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Lubang Buaya, dalam peristiwa G30S yang tragis.
Maria Elizabeth Cornet, ibu Pierre, merasakan duka yang tak terbayangkan atas kepergian putranya.
Kesehatannya merosot dan kanker akhirnya menghampirinya, merenggut nyawanya pada 19 Agustus 1967.
Baca Juga: Debat Seru! Anies Baswedan Terima Tantangan BEM UI untuk Perdebatan Capres di Kampus
Namun, cintanya pada Pierre tidak pernah pudar.
Kisah seorang ibu yang memborong bunga untuk menghiasi makam anaknya dengan anggrek menjadi gambaran sejati tentang cinta seorang ibu yang tak pernah pudar.
Tak hanya itu, kisah cinta ini juga melibatkan seorang wanita bernama Rukmini Chamim.
Pierre Tendean bertemu Rukmini saat bertugas di Medan pada tahun 1963.
Artikel Terkait
Kisah cinta Rukmini, yang hampir dinikahi Pierre Tendean sebelum peristiwa G30S/PKI
Rukmini Chamim dan Pierre Tendean, Cinta Beda Agama di Tengah Konflik G30S PKI
Latar Belakang Rukmini Chamim, Kekasih Pierre Tendean yang Mewarnai Tragedi G30S PKI
Kisah Rukmini Chaimim dan Pierre Tendean: Cinta yang Kandas Dihempas G30S/PKI
Kisah Nyata, Profil dan Biodata Rukmini Chamim: Perjuangan Menanti Kapten Pierre Tendean, Cinta Terkubur G30S