Tarif Impor Emas 39% Donald Trump Gegerkan Pasar Dunia, Swiss Setop Ekspor ke AS

photo author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 10:58 WIB
Ilustrasi sektor produksi emas batangan dalam industri logam mulia global.  ((Unsplash.com/ScottdaleMint))
Ilustrasi sektor produksi emas batangan dalam industri logam mulia global. ((Unsplash.com/ScottdaleMint))

PURWAKARTA ONLINE - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menuai sorotan usai kebijakannya mengenakan tarif impor sebesar 39 persen untuk emas batangan yang masuk ke AS.

Kebijakan ini tercantum di situs resmi Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP). Washington menetapkan tarif khusus untuk emas batangan impor berkode HS 7108.13.5500, termasuk ukuran 1 kilogram dan 100 troy ounce yang populer di pasar AS.

Dengan aturan baru tersebut, emas batangan dari berbagai negara, termasuk Swiss, tidak lagi masuk dalam daftar produk yang mendapat pembebasan tarif. Artinya, seluruh pengiriman kini otomatis terkena bea masuk 39 persen.

Langkah ini langsung memicu reaksi keras dari industri logam mulia global. Presiden Asosiasi Produsen dan Pedagang Logam Mulia Swiss (ASFCMP), Christoph Wild, menilai kebijakan ini sebagai “pukulan telak” karena AS merupakan pasar utama bagi emas batangan Swiss.

Baca Juga: Ekspor Emas Batangan ke AS Terhenti Gara-Gara Tarif Impor 39 Persen Donald Trump

“Dengan tarif 39 persen, ekspor emas batangan ke AS pasti akan berhenti,” tegas Wild, dikutip Reuters, Minggu (10/8/2025).

Sejumlah produsen emas di Swiss dilaporkan sudah menghentikan pengiriman mereka ke AS sejak kebijakan tersebut diumumkan. Bahkan, pelaku industri di luar Swiss ikut mengambil langkah serupa.

Seorang manajer senior di kilang emas besar Swiss mengakui perusahaannya langsung menghentikan pengiriman begitu CBP merilis aturan.

Seorang spesialis logistik emas juga menyebut, kekhawatiran serupa dirasakan oleh eksportir emas dari Afrika Selatan, Kanada, dan negara lain yang terdampak.

Baca Juga: Investasi Emas Online Makin Digemari, Bisa Mulai dari 0,1 Gram Lewat Aplikasi

Meski begitu, Gedung Putih disebut sedang menyiapkan perintah eksekutif untuk memperjelas kebijakan ini. Spekulasi muncul bahwa tarif tinggi tersebut mungkin hanya kesalahan administrasi.

Analis independen Ross Norman menilai, langkah ini bisa merusak rantai pasok emas global.

“Mengenakan tarif 39 persen pada kilobar Swiss sama saja dengan menuangkan pasir ke dalam mesin yang sudah bekerja baik. Kemungkinan ini hanya kesalahan,” ungkap Ross.

Swiss selama ini dikenal sebagai pusat penyulingan dan transit emas terbesar dunia, sementara Inggris menjadi lokasi perdagangan emas bebas terbesar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X