PURWAKARTA ONLINE – Meskipun pemerintah memastikan bahwa PT Gag Nikel tidak melanggar aturan dan berada di luar kawasan Geopark Raja Ampat, kekhawatiran masyarakat tetap muncul.
Banyak pihak menilai, tambang nikel sekecil apa pun tetap berpotensi mencemari ekosistem Raja Ampat yang rapuh dan kaya keanekaragaman hayati.
Berikut beberapa potensi pencemaran yang bisa terjadi jika aktivitas PT Gag Nikel tidak diawasi secara ketat:
1. Limbah Tambang ke Laut
Kegiatan pertambangan nikel berisiko menghasilkan limbah cair dan padat.
Jika sistem pengelolaan limbah tidak maksimal, limbah logam berat seperti nikel dan kromium bisa mencemari perairan sekitar Pulau Gag.
Laut Raja Ampat yang terkenal jernih bisa terpapar zat berbahaya, memengaruhi kehidupan terumbu karang, ikan, dan biota laut lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Cabut 4 Izin Tambang Nikel di Raja Ampat, Hanya PT Gag Nikel yang Masih Beroperasi
2. Sedimentasi Akibat Pembukaan Lahan
Meski baru membuka 260 hektare dari total 13.136 hektare, pembukaan lahan tetap berpotensi menyebabkan erosi dan sedimentasi ke laut.
Endapan lumpur dari area tambang bisa terbawa hujan ke laut, menyebabkan keruhnya air laut dan mengganggu proses fotosintesis terumbu karang serta biota laut lainnya.
3. Gangguan Ekosistem Terpadu
Pulau Gag memang tidak masuk kawasan Geopark Raja Ampat.
Namun, sistem ekosistem Raja Ampat bersifat terpadu dan saling berhubungan.
Kerusakan di satu pulau bisa berdampak pada rantai ekosistem lain.
Arus laut, pergerakan plankton, dan migrasi ikan bisa membawa dampak pencemaran ke area yang lebih luas.
Baca Juga: Link Video Elga Puruk Cahu Viral 5 Menit 44 Detik, Netizen Diimbau Tak Sebar Luas!