Habib Rizieq Mati Pengaruh? Guru Gembul Beberkan Fakta Kontroversi dan Seruan Perang yang Tak Ditanggapi

photo author
- Selasa, 8 April 2025 | 14:56 WIB
Guru Gembul ungkap penurunan pengaruh Habib Rizieq lewat video terbaru. Analisis kontroversi maklumat Ramadan dan respons publik yang mengejutkan. (Tangkap Layar Islamic Brotherhood TV)
Guru Gembul ungkap penurunan pengaruh Habib Rizieq lewat video terbaru. Analisis kontroversi maklumat Ramadan dan respons publik yang mengejutkan. (Tangkap Layar Islamic Brotherhood TV)

Guru Gembul mengajak penonton mencermati bukti penurunan pengaruh Habib Rizieq:

1. Respons dingin pengikut: Saat pidato, teriakan "Allahu Akbar" dari jemaah terdengar loyo, berbeda dengan massa yang pernah ia kerahkan sebelumnya.

2. Enggannya organisasi habaib: Rabitah Alawiyah—lembaga pencatat nasab habaib—disebut sudah "berlepas tangan" dari aksi-aksi Rizieq.

3. Penurunan jumlah pendukung: Acara tahunan seperti Hari Ahok Nasional diklaim hanya dihadiri kurang dari 1.000 orang, jauh dari puluhan ribu di masa lalu.

"Dulu bisa menggerakkan massa untuk demo besar, sekarang lapor polisi saja diabaikan," sindir Guru Gembul.

Baca Juga: Bu Guru Salsa Menuai Kritik, Netizen: Tak Layak Dikasihani!

Analisis: Dari Tokoh Revolusi Menuju Figur yang Terisolasi

Guru Gembul menyoroti pergeseran narasi Habib Rizieq dari "pembela umat" menjadi "provokator":

- Framing konflik: Rizieq kerap membagi kelompok menjadi "umat Islam vs Neo-PKI", tanpa dasar jelas.

- Toksisitas ucapan: Istilah seperti "gerombolan monyet" dinilai meracuni diskusi publik dan dicontok ulama muda.

- Momentum yang hilang: Kepergiannya ke Arab Saudi selama 3 tahun disebut membuat basis massa tercerai-berai.

"Habib Rizieq adalah pionir ulama toxic. Sejak dia populer, banyak ulama lain meniru gaya provokatifnya," ujar Guru Gembul.

Baca Juga: IHSG Anjlok 7,71%, Sektor Basic dan Teknologi Jadi Penyumbang Terbesar Koreksi

Respons Netizen: Antara Dukungan dan Cibiran

Video Guru Gembul memantik ribuan komentar. Sebagian netizen setuju dengan analisisnya:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X