Hidup Tanpa Natal, Cerita Pembelot Korea Utara

photo author
- Senin, 30 Desember 2024 | 13:00 WIB
Ilustrasi Natal 2024. Bagaimana rasanya hidup tanpa tahu apa itu Natal? Cerita pembelot Korea Utara ini membuka mata tentang realitas di negara tertutup tersebut. (Pexels/wagrati photo)
Ilustrasi Natal 2024. Bagaimana rasanya hidup tanpa tahu apa itu Natal? Cerita pembelot Korea Utara ini membuka mata tentang realitas di negara tertutup tersebut. (Pexels/wagrati photo)

PURWAKARTA ONLINE - Bagi Ji Hyun Park, pembelot Korea Utara, Natal adalah konsep yang tak pernah ia dengar hingga tiba di Inggris pada 1998.

Bahkan, ia sempat mengira Boxing Day adalah acara olahraga.

Hal serupa dirasakan Kang Jimin.

Ia mengungkap bahwa warga Korea Utara sama sekali tidak mengenal Natal atau Yesus Kristus.

Baca Juga: Persib Berhasil Juara Paruh Musim Liga 1 2024/25 Usai Tundukkan Persis Solo

“Kami hanya tahu bahwa keluarga Kim adalah Tuhan kami,” ujar Jimin.

Pembatasan kebebasan beragama di Korea Utara sudah berlangsung lama.

Pohon Natal memang ada di Pyongyang, tetapi hanya sebagai hiasan tanpa makna.

Sementara itu, warga yang ingin merayakan Natal secara diam-diam harus menghadapi risiko besar.

Baca Juga: Kemenangan Saepul Bahri Binzein di Pilkada Purwakarta 2024

Timothy Cho menjelaskan, hukuman bagi mereka yang ketahuan merayakan Natal sangat berat.

Mulai dari kerja paksa di kamp hingga hukuman mati.

“Merayakan Natal adalah tindakan berbahaya,” tegasnya.

Alih-alih Natal, rezim Kim Jong Un memerintahkan rakyatnya untuk memperingati kelahiran neneknya, Kim Jong Suk, pada 24 Desember.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X