PURWAKARTA ONLINE - Bagi Ji Hyun Park, pembelot Korea Utara, Natal adalah konsep yang tak pernah ia dengar hingga tiba di Inggris pada 1998.
Bahkan, ia sempat mengira Boxing Day adalah acara olahraga.
Hal serupa dirasakan Kang Jimin.
Ia mengungkap bahwa warga Korea Utara sama sekali tidak mengenal Natal atau Yesus Kristus.
Baca Juga: Persib Berhasil Juara Paruh Musim Liga 1 2024/25 Usai Tundukkan Persis Solo
“Kami hanya tahu bahwa keluarga Kim adalah Tuhan kami,” ujar Jimin.
Pembatasan kebebasan beragama di Korea Utara sudah berlangsung lama.
Pohon Natal memang ada di Pyongyang, tetapi hanya sebagai hiasan tanpa makna.
Sementara itu, warga yang ingin merayakan Natal secara diam-diam harus menghadapi risiko besar.
Baca Juga: Kemenangan Saepul Bahri Binzein di Pilkada Purwakarta 2024
Timothy Cho menjelaskan, hukuman bagi mereka yang ketahuan merayakan Natal sangat berat.
Mulai dari kerja paksa di kamp hingga hukuman mati.
“Merayakan Natal adalah tindakan berbahaya,” tegasnya.
Alih-alih Natal, rezim Kim Jong Un memerintahkan rakyatnya untuk memperingati kelahiran neneknya, Kim Jong Suk, pada 24 Desember.
Artikel Terkait
Drama Rumah Tangga Ancha Putri, Perselingkuhan dan Karangan Bunga yang Menghebohkan!
Menyelisik Dalil KH Imaduddin Utsman Soal Nasab Habaib
UMK Purwakarta 2025, Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan
Kekayaan Saepul Bahri Binzein, Bupati Purwakarta dengan Harta Rp 72,9 Miliar
Kemenangan Saepul Bahri Binzein di Pilkada Purwakarta 2024
Persib Bandung Siap Kerja Keras Hadapi Persis Solo di Liga 1 2024/25
Ciro Alves, Semua Pemain Siap Berjuang
Buntut Pemerasan Penonton DWP: Polisi Didesak Evaluasi Mekanisme
Pemerasan Penonton DWP: Abdullah Minta Polisi Evaluasi Pemeriksaan Urine di Kasus Narkoba
Persib Berhasil Juara Paruh Musim Liga 1 2024/25 Usai Tundukkan Persis Solo