PURWAKARTA ONLINE - Rizieq Shihab kembali mencuri perhatian publik dengan sejumlah pesan tegas yang disampaikannya dalam Reuni 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2024 di Lapangan Monas, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Imam Besar FPI ini memberikan sejumlah kritik keras terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait dengan isu-isu hukum dan korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh nasional selama 10 tahun terakhir.
Rizieq Shihab dengan tegas menyatakan bahwa ia sangat menghormati dan siap membantu pemerintah Prabowo Subianto dalam mengawal proses hukum yang melibatkan tokoh-tokoh besar Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa tidak peduli siapa pun yang terlibat, baik itu Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto, maupun tokoh lainnya, jika mereka terlibat dalam kasus hukum seperti korupsi, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), atau judi, mereka harus diproses di pengadilan.
Baca Juga: Effendi Simbolon Dipecat PDIP, Menyusul Jokowi dan Gibran: Ada Apa dengan Partai Banteng?
Namun, meskipun Rizieq mengungkapkan sejumlah nama dan kasus, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai siapa saja yang ia maksud dalam pidatonya tersebut.
Pesannya jelas: setiap orang yang terlibat dalam tindak pidana harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Selain itu, Rizieq Shihab juga menyoroti kasus tragis yang terjadi pada 7 Desember 2020, yang dikenal dengan nama "Tragedi KM 50".
Dalam peristiwa tersebut, enam anggota FPI yang dikenal sebagai "syuhada" meninggal dunia setelah ditembak di Tol Jakarta-Cikampek. Rizieq mengungkapkan kekecewaannya karena kasus tersebut belum juga menemui titik terang.
Baca Juga: IDI Indramayu Bersinergi dan Komitmen Menuju Pelayanan Kesehatan Bermartabat
Dalam acara Reuni 212, ia mengumumkan bahwa pada 5 Desember 2024, ia akan mengadakan haul syuhada di Pesantren Markas Syareat, Megamendung, Bogor, untuk mengenang para korban dan mengingatkan pemerintah agar kasus ini tidak terlupakan begitu saja.
Di tengah acara reuni yang dihadiri ribuan massa, Rizieq juga memberikan pesan khusus kepada Presiden Prabowo Subianto.
Ia berharap Prabowo dapat mengelola pemerintahan dengan lebih baik dan memberi perhatian lebih terhadap masalah hukum yang melibatkan tokoh-tokoh besar di Indonesia.
Rizieq berharap agar proses hukum berjalan adil tanpa pandang bulu, agar siapa pun yang terlibat dalam tindak pidana dapat diadili dengan seadil-adilnya.
Baca Juga: Profil Effendi Simbolon yang Dipecat PDIP! Disebut Bersekongkol dengan Jokowi di Pilkada 2024
Sementara itu, Reuni 212 yang diselenggarakan di Monas kali ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, termasuk Rizieq Shihab yang hadir langsung setelah tiba dari Mekkah.
Kehadirannya disambut meriah oleh massa yang memadati lokasi acara. Buya Husein, selaku panitia, menyebutkan bahwa beberapa tokoh besar lainnya, seperti Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Ustaz Bachtiar Nasir, juga turut diundang dan diperkirakan akan hadir.
Reuni 212 kali ini berlangsung dari pukul 02.00 WIB hingga 08.00 WIB, dengan acara puncaknya berupa salat subuh berjamaah.
Pesan-pesan Rizieq mengenai hukum dan keadilan serta kritik terhadap pemerintahan Prabowo Subianto menjadi sorotan utama dalam acara tersebut.
Baca Juga: Viral! Habib Rizieq Singgung Kasus KM 50 di Aksi Reuni 212
Tak hanya itu, sejumlah permintaan terkait pengelolaan pemerintahan di bawah Prabowo juga menjadi pembahasan hangat.***
Artikel Terkait
IDI Bekasi Berinovasi Medis, Dukungan Dokter Profesional, dan Komitmen untuk Masyarakat Sehat
IDI Bogor Meningkatkan Profesionalisme Dokter Indonesia Melalui Inovasi dan Etika Kedokteran
IDI Ciamis Imbau Waspada Gondongan! Gejala, Komplikasi, dan Pentingnya Vaksinasi MMR
IDI Cianjur Bergerak Cepat Tangani Korban Gempa
Kalsium, Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan Tanaman
penting Bagi Petani Mengenal Kalsium! Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan Tanaman
Effendi Simbolon Dipecat dari PDIP, Kronologi Dan Kontroversi
Effendi Simbolon Dipecat dari PDIP, Langkahnya Dinilai Melanggar AD/ART
Effendi Simbolon Dipecat PDIP, Pertemuan dengan Jokowi Jadi Pemicu Utama!
Kontroversi Pemecatan Effendi Simbolon oleh PDIP, Apa yang Sebenarnya Terjadi?